Misteri Saranjana, Kota Gaib yang Tercatat Dalam Peta Zaman Belanda
RIAU24.COM - Baru-baru ini, media sosial TikTok dihebohkan dengan misteri Kota Saranjana di Kalimantan Selatan.
Kota Saranjana disebut-sebut sebagai kota gaib dan dihuni oleh sejumlah jin.
zxc1
Saranjana hingga kini masih menjadi perbincangan lantaran kisahnya yang penuh misteri, ghaib, namun katanya modern.
Jadi, seperti apa kisah kota misterius ini sebenarnya?
Saranjana dipercaya oleh sebagian masyarakat Kotabaru, Kalimantan terletak di Kalimantan Selatan, lokasi tepatnya di Pulau Halimun atau Pulau Laut, ibukota Kabupaten Kotabaru.
Jika penasaran, kamu bisa mencarinya di peta modern Indonesia. Pulau Laut ini nyaris tidak terlihat lantaran ukurannya yang kecil, karena luasnya hanya mencapai 1.873 km persegi.
Coba bandingkan dengan luas Jakarta yaitu 661 km persegi, kecil banget ya?
Pulau Laut mempunyai 6 kecamatan yang terdiri dari 74 desa dan 4 kelurahan, semuanya masuk Kabupaten Kotabaru.
Kawasan ini masuk ke dalam Kabupaten Kotabaru, sebagian wilayah berada di Pulau Kalimantan.
Dari data kependudukan, diketahui pada 2005, jumlah penduduk pulau ini hanya sekitar 127 ribu jiwa, sementara jumlah penduduk kabupaten ini adalah 256 ribu jiwa.
Ibu kota kabupaten ini berada di bagian utara pulau, namun memang tidak ada nama Saranjana atau Tandjong Sarandjana.
Tandjong Saradjana adalah nama lain dari Saranjana yang dikenal sebelumnya, malah ada di peta dan kamus zaman Belanda.
Masyhur, seorang sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengatakan jika Saranjana bisa dilacak keberadaannya melalui peta pada zaman penjajahan Belanda.
Peta itu bertajuk “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermassing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedeelte van Borneo" yang dibuat oleh naturalis asal Jerman, Salomon Muller pada 1845 silam.
Dalam bahasa Indonesia berarti peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo. Borneo adalah nama lain dari Kalimantan.
Peta tersebut diterbitkan oleh Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel atau bisa juga disebut sebagai Lembaga Penerbitan Peta Nusantara yang ada pada masa penjajahan Belanda.
Muller menulis sebuah kawasan yang bernama Tandjong Sarandjana dalam peta buatannya tersebut.
Tandjong Sarandjana ini berada di sebelah selatan Pulau Laut.
“Tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang (Pulau Kijang),” ujar Masyhur.
Bisakah Muller dipercaya?
Masyhur mengatakan, "Kemampuan Muller dalam membuat peta tidak perlu dipertanyakan lagi, apalagi untuk melacak pulau ini secara historis. Muller adalah anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie atau Dinas Kehutanan Hindia Belanda."
Muller juga diketahui telah memperoleh pelatihan membuat peta dari Museum Leiden, Belanda.
Bahkan ketika membuat peta tersebut, Muller sedang melakukan penelitian flora dan fauna di Hindia Belanda.
“Namun belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya,” kata Masyhur.
Ada referensi lain untuk melacak keberadaan Saranjana, yaitu kamus bahasa Belanda yang bernama Aardrijkskundig en Statistisch Woordenboek van Nederlandsch Indie: Bewerkt Naar de Jongste en Beste Berigten .
Kamus tersebut diterbitkan di Amsterdam P.N. van Kampen (Lembaga Penerbitan di Amsterdam) pada 1869 dan merupakankarya Johannes Veth.
Veth menulis Sarandjana kaap aan de Zuid- Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo s Zuid-Oost punt is gelegen.
Kalau diartikan adalah “Saranjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan”.
Jadi dimana kira-kira lokasi kota Saranjana?
Masyhur menyatakan ada 3 kemungkinan lokasi Saranjana.
"Ada 3 versi tentang letak kota Saranjana. Versi pertama, letak Saranjana berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Lantas versi kedua, Saranjana berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut, dan versi ketiga, Saranjana ada di sebuah bukit kecil yang berada di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan. Namun memang memerlukan penelitian lanjutan," tutup Masyhur.
Kisah mistis Sarajana disebut-sebut sebagai kota dengan kawasan yang maju, jalan yang lebar, gedung yang tinggi, serta penduduk yang cantik dan tampan.
Konon kabarnya siapa saja yang mencoba masuk ke Saranjana, tidak bisa kembali lagi atau keluar dari kota itu lho...