Soal Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Apakah Diambil dari Ajaran Syiah?
Sebagai penguasa baru pada waktu itu, Shalahuddin Al-Ayyubi tidak sepenuhnya membuat aturan yang benar-benar baru. Untuk menjaga popularitasnya, beliau mengadaptasikan tradisi-tradisi yang sudah berkembang di masyarakat ke dalam aturan pemerintahannya.
Lalu bagaimana keterkaitannya dengan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri yang juga menyelenggarakan Maulid Nabi?
Waskito menjelaskan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri dan Shalahuddin Al-Ayyubi hidup di masa yang sama, dan ternyata mereka berdua memiliki hubungan kekerabatan, mereka adalah saudara ipar.
Shalahuddin Al-Ayyubi memiliki saudara perempuan yang bernama Rabiah Khatun binti Ayyub, yang dinikahkan dengan saudara laki-laki dari Malik Al-Muzhaffar Abu Sa’id.
Melihat efektifitas peringatan Maulid bagi semangat jihad masyarakat Mesir, besar kemungkinannya Malik Al-Muzhaffar Abu Sa’id ingin mengadaptasikan kegiatan tersebut di daerahnya.
Namun, sekarang mari kita lihat fakta sejarah lainnya, Ali bin Abu Thalib, khalifah ke-empat Sunni dan sekaligus Imam pertama bagi Syiah, beserta keluarga dan pengikutnya pindah ke Kufah pada tahun 36 Hijriyah, dan kemudian menjadikan kota tersebut sebagai pusat pemerintahannya yang sebelumnya berada di Madinah.