Anak-anak Gaza Pilih Breakdance Sebagai Terapi Trauma Perang Selama Bertahun-tahun
RIAU24.COM - Para remaja memilih belajar dan melakukan gerakan breakdance di jalanan kamp pengungsi Nusseirat Jalur Gaza tengah.
Tarian yang pernah dikutuk oleh beberapa penduduk setempat sebagai tidak bermoral, sekarang dipandang sebagai cara untuk membantu anak-anak muda mengatasi perang dan trauma selama bertahun-tahun.
Gerakan dengan nama seperti top rock dan down rock ini adalah bagian dari program pelatihan oleh pelatih Gaza Ahmed Al-Ghraiz. Ghraiz mengaku menggunakan tarian sebagai terapi untuk membantu anak-anak menghilangkan rasa takut dan melepaskan ketegangan.
Laki-laki berusia 32 tahun ini juga memiliki sertifikat dalam studi pasca-trauma. Dia menghabiskan tujuh tahun di Eropa dan kembali untuk mengadakan pertunjukan breakdance bersama teman-temannya. Pertunjukan ini memperlihatkan perjuangan Palestina, khususnya Gaza.
Pada awal merintis perlatihan tersebut, orang-orang di kamp menolak gaya tari hip-hop, sampai Ghraiz menunjukkan kegiatan itu dapat menolong beberapa masalah sehari-hari yang dialami oleh anak-anak dan membantu memproses pengalaman mereka.
"Beberapa anak datang kepada saya dan mengatakan mereka lelah, mereka terlihat layu, yang berarti tidak cukup istirahat atau tidur nyenyak. Saya menemukan bahwa beberapa digunakan untuk melukai diri mereka sendiri, dan yang lain menghindari kegiatan sosial," kata Ghraiz mengutip Republika.