Terjadi Lagi! Ikuti Swedia, Al-Quran Dirobek dan Diinjak di Belanda
RIAU24.COM - Pelecehan terhadap kitab suci umat Islam Al-Quran kembali terjadi.
Setelah Al-Quran dibakar di Swedia, aksi pelecehan kembali dilakukan negara Eropa yakni Belanda.
Aksi perobekan dan pembakaran salinan kitab Al-Quran ini dilakukan oleh politikus sayap kanan sekaligus pemimpin Pegida, Edwin Wegensveld.
Sekedar informasi, Pegida merupakan kelompok Islamofobia yang tumbuh di beberapa negara Eropa.
Ulah Wegensveld tersebut membuat pemerintah Turki memanggil Duta Besar Belanda sebagai bentuk protes.
Gambar-gambar di media sosial pada Selasa (24/1/2023) menunjukkan Wegensveld menginjak-injak halaman kitab Al-Quran yang ia robek-robek. Ia juga membakar robekan Al-Quran di dalam sebuah panci.
“Pemerintah Turki melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya mengutuk sekeras mungkin serangan keji dari orang anti-Islam di Den Haag yang menargetkan Al-Quran,” ungkap Kementerian Luar Negeri Turki, dikutip dari AFP, Rabu (25/1/2023).
Tak hanya Turki, protes juga dilancarkan oleh Kemenlu Arab Saudi.
"Arab Saudi mengutuk keras dan mengecam perobekan salinan kitab suci Al-Quran di Den Haag," tegas perwakilan Arab Saudi dikutip dari Saudi Gazette.
Arab Saudi menyatakan bahwa perbuatan ekstremis tersebut merupakan langkah provokatif yang melukai perasaan jutaan kaum muslimin di seluruh dunia.
Sebelum peristiwa di Belanda terjadi, politikus sayap kanan Rasmus Paludan membakar kitab Al-Quran dekat di Kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (21/1/2023). Paludan memprotes Presiden Turki Tayyip Erdogan yang dinilai mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.
Paludan melakukan aksinya tersebut setelah mendapat izin dari kepolisian setempat. Untuk pertama kalinya, PM Swedia mengecam perbuatan provokatif Paludan yang bukan pertama kali dilakukan.
Buntut dari pembakaran kitab suci Al-Quran itu, Erdogan mengatakan bahwa Swedia tidak dapat lagi mengharapkan dukungan untuk tawaran keanggotaan NATO.
Kecaman terhadap pembakar Al-Quran yang dilakukan oleh Paludan juga datang dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya, termasuk Turki, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Uni Emirat Arab serta Indonesia. Indonesia juga akan memanggil Dubes Swedia di Jakarta.
(***)