Gempa Bumi Turki: PBB Prediksi Korban Bisa Capai 50.000 Jiwa
RIAU24.COM - Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah akan meningkat dua kali lipat atau lebih dari jumlah korban saat ini sebanyak 28.000 jiwa.
Pada hari Sabtu, Griffiths mengunjungi kota selatan Kahramanmaras di Turki, yang merupakan pusat gempa bumi pertama berkekuatan 7,8 yang menjungkirbalikkan nyawa jutaan orang pada dini hari Senin.
Berbicara kepada Sky News, Griffiths berkata, “Saya pikir sulit untuk memperkirakan dengan tepat karena kita perlu berada di bawah reruntuhan, tetapi saya yakin itu akan berlipat ganda atau lebih. Kami belum benar-benar mulai menghitung jumlah yang tewas.”
Menurut petugas medis dan pejabat, 24.617 orang telah kehilangan nyawa mereka di Turki dan 3.574 di Suriah karena jumlah kematian saat ini mencapai 28.191. Sejak enam hari berlalu, semakin kecil kemungkinan orang di bawah puing-puing ditemukan hidup.
Menurut media pemerintah, polisi di Turki yang dilanda gempa telah menahan lebih dari 100 orang setelah beberapa bangunan runtuh di provinsi Sanliurfa dan Gaziantep di tenggara negara itu.
Menurut kantor berita DHA, orang-orang yang ditahan termasuk para kontraktor.
Sekitar 6.000 bangunan runtuh akibat gempa dahsyat yang melanda wilayah itu pada Senin, memicu kemarahan publik atas buruknya kualitas konstruksi.
Petugas polisi diperkirakan akan menahan lebih banyak orang setelah Wakil Presiden Turki Fuat Oktay pada hari Sabtu mengatakan bahwa 113 surat perintah penangkapan telah dikeluarkan oleh kejaksaan atas runtuhnya bangunan.
“Salah satu orang yang ditahan adalah seorang kontraktor bangunan yang runtuh di Gaziantep,” kata kantor berita itu, menambahkan bahwa polisi menangkapnya di Istanbul.
Gelombang investigasi telah diluncurkan oleh para jaksa di provinsi-provinsi yang terkena, termasuk Kahramanmaras.
Kementerian Kehakiman telah meminta kejaksaan untuk membentuk kantor investigasi kejahatan gempa khusus di 10 provinsi.
Pada hari Jumat, kontraktor lain ditangkap oleh polisi Turki setelah apartemen mewah bertingkat tinggi, yang terkait dengannya, runtuh di provinsi Hatay.
Polisi menahannya di bandara Istanbul ketika dia mencoba melarikan diri dari negara itu, menurut laporan.
(***)