Studi: Kadar Kafein yang Tinggi Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2
RIAU24.COM - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa memiliki kadar kafein yang lebih tinggi dalam darah dapat menurunkan lemak tubuh dan juga mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Studi yang diterbitkan secara online di jurnal BMJ Medicine pada hari Selasa (14/3/2023), mengatakan tujuan (dari penelitian) adalah untuk menyelidiki potensi penyebab konsentrasi kafein plasma jangka panjang pada adipositas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular utama.
Studi itu menjelaskan bahwa kafein memiliki efek termogenik, para peneliti mencatat bahwa penelitian sebelumnya menghubungkan asupan kafein dengan pengurangan berat badan dan massa lemak.
Data observasional dari penelitian itu juga menunjukkan hubungan antara konsumsi kopi dengan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
Para peneliti menggunakan data dari studi terutama populasi Eropa untuk memeriksa dua mutasi genetik spesifik yang telah dikaitkan dengan kecepatan metabolisme kafein yang lebih lambat.
Menggunakan pengacakan Mendelian, Susanna C. Larsson, PhD, dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia dan rekan-rekannya memeriksa data yang berasal dari meta-analisis asosiasi seluruh genom dari 9.876 individu keturunan Eropa dari enam studi berbasis populasi.
"Konsentrasi kafein plasma yang diprediksi secara genetik, seumur hidup, dan lebih tinggi dikaitkan dengan indeks massa tubuh dan massa lemak yang lebih rendah, serta risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah," bunyi penelitian itu.
Ia menambahkan bahwa sekitar setengah dari efek kafein pada kondisi kronis ini diperkirakan dimediasi melalui pengurangan indeks massa tubuh (BMI).
Studi ini juga menyoroti bahwa uji coba kecil dan jangka pendek menunjukkan bahwa asupan kafein menghasilkan pengurangan berat badan dan massa lemak, tetapi efek jangka panjangnya tidak diketahui.
"Konsumsi kopi, sumber kafein yang kaya, secara observasi dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular yang lebih rendah," katanya.
Dr Stephen Lawrence dari Warwick University di Inggris (UK) mencatat bahwa temuan tersebut mendukung penelitian yang ada yang menunjukkan hubungan antara konsumsi kafein dan peningkatan pembakaran lemak, menurut sebuah laporan oleh Medscape.
Berbicara kepada Pusat Media Sains Inggris, Dr Lawrence mengatakan, "Lompatan besar iman yang telah dibuat oleh para penulis adalah berasumsi bahwa penurunan berat badan yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi kafein sudah cukup untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2."
"Namun, itu tidak membuktikan sebab-akibat," katanya.
Di sisi lain, Katarina Kos, seorang dosen senior diabetes dan obesitas di University of Exter, mengatakan penelitian ini menunjukkan hubungan dan potensi manfaat kesehatan bagi orang-orang dengan gen tertentu yang dikaitkan dengan kafein.
Kos menambahkan penelitian itu tidak mempelajari atau merekomendasikan minum lebih banyak kopi, yang bukan tujuannya.