Kronologi KKB Telanjangi, Bacok dan Sandera Pekerja BTS di Pegunungan Papua
RIAU24.COM - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera pekerja BTS di Papua Pegunungan. Selain itu, mereka juga membacok beberapa pekerja pembangunan base transceiver station (BTS) milik Bakti Kominfo tersebut.
Para pelaku disebut meminta uang tebusan Rp 500 juta sebagai syarat agar para sandera bisa dibebaskan. Lalu, bagaimana kronologi peristiwanya? Berikut penjelasannya.
Kronologi KKB Sandera Pekerja BTS
Dikutip dari detikSulsel, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang rombongan pekerja proyek BTS dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan pada Jumat (12/5/2023). Empat orang di antaranya disandera oleh KKB.
Awalnya, rombongan terbang dari apron baru Bandara Oksibil menuju Bandara Okibab pada pukul 08.35 WIT menggunakan pesawat Elang Nusantara Air PK-ELM.
Rombongan dipimpin Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Alferus Sanuari serta staf Distrik Okibab Peas Kulka, dan pemuda Distrik Borme Senus Lepitalem.
Saat tiba di Bandara Okibab, lima orang anggota KKB datang. Rombongan diminta berdiri, lalu ditelanjangi oleh anggota KKB.
"Lalu pukul 09.00 WIT, lima orang teroris bersenjata memerintahkan enam orang berdiri sejajar, selanjutnya ditelanjangi dan semua barang dirampas (HP, dompet, dan alat survei)," kata Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring.
3 Karyawan PT IBS Dibacok
Dalam rombongan tersebut, ada tiga orang karyawan PT IBS yaitu Benjamin Sembiring, Asmar, dan Feryan Erlangga.
Denrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring menyebut ketiga karyawan PT IBS dibacok oleh KKB saat peristiwa terjadi.
"Setelah dilakukan perampasan dan ditelajangi selanjutnya lima orang tersebut melakukan pembacokan terhadap tiga pejabat tower BTS ZTE," ucap Juinta.
KKB Minta Tebusan Rp 500 Juta
KKB Papua yang menyandera empat pekerja BTS meminta tebusan sebesar Rp 500 juta. Tebusan itu sebagai syarat agar para sandera dibebaskan.
"Kelompok ini juga meminta tebusan Rp 500 juta agar mereka bisa dibebaskan," kata Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring kepada wartawan, Sabtu (13/5/2023).
Juinta mengatakan tim sedang menyiagakan pasukan. Pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan negosiasi.
"Saat ini kami sedang siagakan pasukan dan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Rencana kepala Distrik Okibab akan memimpin negosiasi," imbuhnya.
(***)