Korea Utara Tegaskan Akan Meluncurkan Satelit Mata-mata di Bulan Juni
RIAU24.COM - Korea Utara telah mengkonfirmasi akan meluncurkan satelit mata-mata pada bulan Juni. Negara tersebut mengatakan bahwa satelit pengintai diperlukan untuk memantau pergerakan militer AS dan sekutunya secara real time, lapor media pemerintah pada Selasa (30 Mei).
Pada hari Senin, Jepang mengatakan bahwa Pyongyang menginformasikannya tentang peluncuran satelit potensial.
Tetapi Jepang memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin, pada kenyataannya, merencanakan uji coba rudal balistik yang melanggar sanksi.
Kantor Berita Pusat Korea Utara mengutip Ri Pyong Chol, wakil ketua komisi militer pusat partai yang berkuasa, mengatakan satelit pengintai militer No. 1 akan diluncurkan pada bulan Juni.
Pernyataan itu mengatakan bahwa satelit, bersama dengan berbagai sarana pengintaian yang akan diuji baru-baru ini, sangat diperlukan untuk melacak, memantau dan mengatasi secara langsung tindakan militer berbahaya AS dan pasukan bawahannya.
Ri mengutip tindakan 'sembrono' oleh AS dan Korea Selatan dan mengatakan bahwa Korea Utara merasa perlu memperluas sarana pengintaian dan informasi serta meningkatkan berbagai senjata defensif dan ofensif karena bertujuan untuk meningkatkan kesiapan militernya.
Dia juga menuduh AS melakukan kegiatan spionase udara yang bermusuhan di semenanjung Korea dan sekitarnya, menurut KCNA.
Korea Utara memberi tahu Jepang bahwa pihaknya akan meluncurkan roket antara 31 Mei dan 11 Juni, mengidentifikasi perairan dekat Laut Kuning, Laut China Timur, dan di sebelah timur Pulau Luzon di Filipina sebagai daerah peringatan, kata juru bicara penjaga pantai Jepang kepada AFP.
Zona seperti itu biasanya ditujukan untuk puing-puing yang jatuh atau tahapan roket.
PM Jepang menginginkan intel
PM Jepang Fumio Kishida telah mengatakan kepada para pejabat untuk mengumpulkan intelijen "atas pemberitahuan Korea Utara tentang peluncuran rudal balistik yang digambarkannya sebagai satelit", kata kantornya dalam sebuah tweet.
"Bahkan jika digambarkan sebagai satelit, peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kishida kepada wartawan.
Ada preseden Korea Utara menembakkan rudal balistik setelah menyebut mereka peluncuran satelit. Pada 2012 dan 2016, rudal balistik yang ditembakkan dari Korea Utara terbang di atas wilayah Okinawa selatan Jepang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bulan ini memeriksa satelit mata-mata militer pertama negara itu saat siap diluncurkan, dan memberi lampu hijau untuk rencana aksi masa depan.
Pada tahun 2021, Kim telah mengidentifikasi pengembangan satelit semacam itu sebagai proyek pertahanan utama militer Korea Utara.
(***)