RI Alami Puncak Kekeringan September-Oktober, BMKG Ungkap Pemicunya
"Dampak fenomena El Nino umumnya akan mengakibatkan curah hujan yang turun lebih rendah dibanding dengan rata-ratanya, terutama pada periode JJA (Juni-Juli-Agustus) dan SON (September-Oktober-Nopember)," tutur Urip.
Kedua, lanjut dia, efek posisi Matahari yang akan berada di sekitar ekuator atau khatulistiwa jelang akhir tahun. Hal itu bersamaan dengan prediksi dampak El Nino pada curah hujan.
"Pada saat yang bersamaan, bulan September-Oktober juga Matahari secara siklusnya akan kembali berada di sekitar ekuator, pada periode tersebut radiasi matahari yang diterima oleh Indonesia akan maksimum," ujar Urip.
"Maka tidak heran nanti pada bulan Oktober kita akan mendapatkan laporan suhu udara panas," jelasnya.
Dikutip dari akun Instagram Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), siklus Matahari saat melintasi ekuator disebut sebagai ekuinoks (equinox).
Lawannya adalah solstis (solstice), yakni fenomena ketika Matahari melintasi garis balik utara maupun selatan.