Waduh! Ilmuwan Bom Rusia Ditemukan Tewas Bunuh Diri di Apartemen
RIAU24.COM -Ahli fisika sekaligus salah satu pecipra bom hisrogen pertama Uni Soviet (saat ini Rusia), Grigory Klinishov ditemukan tewas diduga bunuh diri di apartemennya di Moskow.
Layanan darurat Rusia menyatakan Klinishov meninggal karena bunuh diri. Ia ditemukan tewas pada 17 Juni di Kosmodemnyanskaya oleh putrinya.
Kantor berita Rusia, Regnum, melaporkan bahwa putri fisikawan nuklir itu berbicara dengan ayahnya sesaat sebelum meninggal. Setelah berbincang, sang putri meninggalkan apartemen selama beberapa jam.
Kemudian saat kembali ke apartemen, dia menemukan tubuh ayahnya terkulai. Putri Klinishov juga menemukan catatan di samping jasad ayahnya yang berisi ucapan selamat tinggal untuk orang-orang terkasih, demikian dikutip Newsweek.
Klinshov mengalami kesedihan akut usai istrinya meninggal dunia. Ia juga dilaporkan memiliki masalah kesehatan mental.
Selama ini, Klinishov dikenal sebagai salah satu pencipta bom termonuklir dua tahap pertama Uni Soviet atau bom hidrogen, RDS-37. Pihak berwenang melakukan uji coba pada November 1955 dan menewaskan tiga orang.
Bom tersebut meledak di udara dan menghasilkan ledakan yang jauh lebih kuat dari dugaan. Sekitar tujuh menit usai RDS-37 diledakkan, ketinggian awan radioaktif mencapai 13 hingga 14 kilometer dan diameternya hampir mencapai 30 kilometer.
Ilmuwan fisika ini lahir di Ryazan pada 30 Oktober 1930. Ia menempuh pendidikan di Institut Fisika Teknik Moskow (sekarang Universitas Nuklir Riset Nasional/MEPhI).
Dia kemudian bekerja sebagai ilmuwan di departemen yang dipimpin fisikawan Andrei Sakharov di Sarov.
Sakharov merupakan salah satu pengembang bom hidrogen Soviet yang pertama.
Pada tahun 1962, Klinishov menerima Lenin Prize, penghargaan paling bergengsi di Uni Soviet dalam bidang sains, teknologi, sastra, dan seni.
Kemudian pada 2002, Klinishov diangkat diangkat sebagai peneliti terkemuka di departemen pimpinan Sakharov pada tahun 2002.
(***)