AS Kecewa, 150.000 Tentara Ukraina Didikan NATO Gagal Lawan Rusia
RIAU24.COM - Ukraina telah mengerahkan 150.000 tentara yang dilatih NATO untuk mendukung serangan balasan terbaru terhadap pasukan Rusia. Namun, Amerika Serikat (AS) kecewa karena hanya mendapatkan sedikit kemajuan.
Ratusan ribu tentara Kyiv itu dikerahkan dalam tiga sumbu serangan dengan mencoba menembus jaringan benteng pertahanan Rusia yang berlapis-lapis di dekat desa Orikhiv di Zaporizhzhia.
"Belum memberikan hasil yang signifikan," kata pejabat Departemen Pertahanan AS kepada NatSec Daily yang berbicara dengan syarat anonim.
Kendati demikian, Kyiv masih menyimpan sejumlah pasukan sebagai cadangan karena tentara terus menyisir pertahanan Rusia yang dipasangi ranjau berat untuk mencari titik lemah.
“Mereka sebagian besar menghasilkan keuntungan kecil dan bertahap pada ketiga sumbu," ujar pejabat Pentagon tersebut, yang dilansir Sindonews dari Politico, Kamis (3/8/2023).
“Mereka masih menghadapi perlawanan keras Rusia lapisan pertahanan kedua dan ketiga.” Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder merujuk pertanyaan tentang serangan balasan Kyiv ke militer Ukraina. "Itu telah dan akan terus menjadi pertarungan yang sulit bagi mereka," katanya.
Seorang pejabat yang memberi nasihat kepada pemerintah Ukraina mengatakan bahkan ketika pasukan Ukraina berhasil membersihkan ladang ranjau dan bergerak maju, Rusia akan menggunakan artileri dan helikopter untuk menjatuhkan lebih banyak ranjau di belakang mereka, mencoba menjebak unit Kyiv di antara ladang ranjau.
Kyiv sekarang akan mengandalkan sistem counter-drone Vampire buatan Amerika, sebuah peluncur misil berpemandu laser yang dapat dipasang dengan cepat di bak truk, yang tiba di Kyiv baru-baru ini.
Senjata itu menjadi bagian dari paket bantuan militer terbaru pemerintahan Joe Biden untuk Ukraina yang mencapai USD400 juta. Pentagon menyisyaratkan akan ada tahap lain dari bantuan militer Amerika yang kemungkinan diumumkan paling cepat awal minggu depan.