Penampakan Cacing Hidup 8 Cm Bersarang di Otak, Jadi Kasus Pertama di Dunia
RIAU24.COM - Untuk pertama kali di dunia, seekor cacing berukuran 8 cm ditemukan hidup di dalam otak seorang wanita lansia di Australia. Makhluk yang memiliki struktur seperti tali itu berhasil dikeluarkan dari otak bagian lobus frontal pasien yang rusak dalam sebuah operasi tahun lalu.
Adapun kasusnya ini diterbitkan dalam Journal Emerging Infectious Diseases milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
"Ini benar-benar bukan hal yang kami sangka-sangka. Semua orang terkejut," kata Hari Priya Bandi, dokter yang terlibat dalam pembedahan.
Pasien perempuan berusia 64 tahun itu sudah berbulan-bulan mengalami gejala sakit perut, batuk, dan berkeringat di malam hari. Awalnya dokter menyimpulkan wanita tersebut mungkin mengidap pneumonia atau infeksi paru.
Namun setelah diberi obat, gejala yang dialami semakin memburuk, bahkan ia mengalami lupa ingatan dan depresi.
Wanita itu kemudian dirawat di rumah sakit pada akhir Januari 2021, dan hasil pemindaian kemudian mengungkap adanya luka di dalam lobus frontal bagian kanan otak. Adapun sumber penyakitnya itu baru terungkap melalui pembedahan yang dilakukan tim medis selama biopsi pada Juni 2022.
Cacing parasit merah bernama latin ophidascaris robertsi itu ditemukan hidup di dalam otak sang pasien dan diduga telah berada di sana selama berbulan-bulan. Dokter bedah saraf yang menemukan cacing itu mengaku melihat sesuatu yang aneh di dalam otak pasien, setelah mencermati hasil pemindaian.
"Saya pikir, wah, ini terasa lucu, ada sesuatu yang tidak lazim," kata dr Bandi.
"Semua orang terkejut. Dan cacing yang kami temukan bergerak menggelinjang, dengan cukup kuat, saat berada di luar otak," katanya.
Jenis cacing itu biasanya ditemukan pada ular piton karpet. Meskipun pasien tidak pernah melakukan kontak langsung dengan ular, dokter menduga larva cacing tersebut keluar melalui kotoran ular dan kemudian dikonsumsi oleh wanita tersebut melalui sayuran, tangan, atau peralatan dapur yang terkontaminasi.
Pasien tersebut akhirnya diberi obat untuk membunuh larva lain yang mungkin hidup di organ tubuhnya.
"Semua orang di dalam ruang operasi mendapat kejutan dalam hidup mereka ketika dokter bedah mengambil beberapa penjepit untuk mengangkat sesuatu yang tidak wajar, dan itu adalah cacing merah yang masih hidup sepanjang 8 cm," kata dokter Senanayake, spesialis penyakit menular.
"Bahkan ketika Anda mengabaikan faktor jijiknya, ini adalah infeksi baru yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya pada manusia," lanjutnya lagi.
Para peneliti memperingatkan bahwa kasus ini menandai bahaya penyakit dan infeksi yang ditularkan hewan ke manusia. ***