Menu

Biar Jantung Tak Kolaps, Begini Tips Dokter Buat yang Doyan Ngemil Tengah Malam

Devi 22 Sep 2023, 15:42
Biar Jantung Tak Kolaps, Begini Tips Dokter Buat yang Doyan Ngemil Tengah Malam
Biar Jantung Tak Kolaps, Begini Tips Dokter Buat yang Doyan Ngemil Tengah Malam

RIAU24.COM - Penyakit jantung dipandang sebagai momok mengerikan. Sebab di samping kedatangannya yang tiba-tiba, penyakit ini bisa menghantui siapa saja tanpa memandang usia dan gender. Rupanya menurut dokter, semakin berjalannya zaman, semakin banyak banyak orang yang terkena serangan jantung adalah usia muda.

Mengapa demikian?


"Kita merasakan banyak sekaligus serangan jantung pada usia yang sangat muda. 30 akhir, atau 40-an awal sudah mulai mengalami serangan jantung. Semakin ke mari semakin muda, dengan penyakit stroke juga tampak lebih muda," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Sebastian Andy Manurung, SpJP(K) dalam webinar 'Waspada Denyut Nadi Tidak Beraturan' dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia, Kamis (21/9/2023).

Menurutnya, hal itu tak terlepas dari gaya hidup serba mager yang kini banyak dijalani oleh usia muda, yang akrab dengan kemudahan teknologi. Salah satunya, hidup yang serba mudah dengan layanan ojek online. Tak perlu repot-repot berjalan kaki ke warung, memesan makanan enak kini cukup dengan ponsel.

"(Indonesia) juga negara yang paling doyan ngemil sedunia. Kebiasaan-kebiasaan ini sedentary life, kegiatan yang membuat kita mager seperti anak jaman sekarang. Kita mulai malas naik tangga, maunya eskalator, kita malas kemana-mana beli ke warung semuanya serba online. Itu akan mengganggu keseharian kita," beber dr Sebastian.

Ditegaskannya, gaya hidup tersebut berkaitan erat dengan risiko kelebihan berat badan atau obesitas. Jika sudah terjadi demikian, ada banyak risiko penyakit

"Sedentary life ini berkaitan dengan obesitas. Kemudian obesitas ini tentunya akan berkaitan juga dengan penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit gangguan irama jantung. Jadi yang style seperti itu kita haru saware dari awal dengan," tuturnya.

"Kita juga termasuk negara dengan smoker paling tinggi, kemudian juga kita dengan kebiasaan sedentary lifestyle doyan ngemil dan lain-lain," imbuh dr Sebastian.