Seputar Vaksin Cacar Monyet, Jenis hingga Efek Samping
RIAU24.COM - Masyarakat Indonesia dibuat heboh oleh kasus cacar monyet yang kembali dilaporkan beberapa hari terakhir. Terlebih belum lama ini muncul dua kasus baru cacar monyet yang ditemukan di DKI Jakarta.
Penyakit ini turut mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Menkes RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah siap mengantisipasi potensi wabah cacar monyet baik melalui metode penanganan maupun ketersediaan vaksin cacar monyet.
"Kita kan treatmentnya sudah siap, kita sudah siapin treatmentnya dan vaksinnya itu kan vaksin dulu cacar monyet masih bisa," ujarnya di sela acara peresmian Corporate University di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2023).
Ada dua jenis vaksin cacar monyet yang umumnya diberikan untuk mengatasi penyakit tersebut. Vaksin tersebut antara lain JYNNEOS dan ACAM2000.
Jenis Vaksin Cacar Monyet
1. Vaksin JYNNEOS
Dikutip dari laman Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), JYNNEOS atau Imvanex adalah vaksin cacar generasi ketiga yang terbuat dari virus hidup yang sudah dilemahkan.
JYNNEOS merupakan satu-satunya vaksin yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk penggunaan darurat mencegah cacar monyet pada pasien berisiko tinggi.
JYNNEOS umumnya diberikan sebanyak 2 dosis dalam jarak waktu 4 minggu.
2. Vaksin ACAM2000
ACAM2000 adalah vaksin generasi kedua yang diperuntukkan untuk mencegah penyakit cacar. Penggunaan vaksin ini untuk cacar monyet sebenarnya belum disetujui, namun bisa dilakukan di bawah pengawasan yang ketat.
Hal ini dikarenakan ACAM2000 mengandung virus hidup yang dapat berkembang biak di dalam tubuh manusia.
Efek Samping Vaksin Cacar Monyet
Vaksin cacar monyet berpotensi menimbulkan efek samping, seperti:
- Nyeri
- Kemerahan dan bengkak di area suntikan
- Sakit kepala
- Mual
- Kelelahan
- Menggigil
Penanganan Cacar Monyet oleh Pemerintah
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes RI dr Ngabila Salama mengungkapkan pihak Kemenkes RI telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Pertama, detect atau deteksi dini. dr Ngabila mengatakan deteksi tidak hanya dilakukan kepada kontak erat kasus, tapi juga suspek yang bergejala.
"Penemuan kasus aktif tidak hanya pada kontak erat kasus, tapi juga suspek yang bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan segera diperiksakan PCR jika memenuhi kriteria suspek/terduga. Yang positif PCR segera dilakukan pemeriksaan lanjutan whole genome sequencing /WGS atas instruksi Bapak Menteri Kesehatan," terangnya.
Kedua, prevent atau pencegahan. dr Ngabila menuturkan hal ini dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi kepada kelompok yang berisiko.
"Vaksinasi mulai dilakukan untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama seminggu ke depan. Diberikan 1 orang 2 dosis, selang 4 minggu. Karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosis (untuk 500 orang)," ujarnya.
Selain lewat vaksinasi, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan upaya edukasi secara masif upaya pencegahan cacar monyet ke masyarakat.
Adapun upaya pencegahan tersebut antara lain:
- Pola hidup bersih dan sehat pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
- Hindari kontak kulit dan luka
- Berhubungan seksual yang aman, sehat, bersih. Hindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala
"Setiap kontak erat dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas kecamatan, jika bergejala dilakukan pemeriksaan lab," tambahnya. Upaya terakhir, merespons secara cepat untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penularan setiap kasus cacar monyet dengan cara isolasi di rumah sakit. ***