Netanyahu Kepada Media: Kami Tidak Berusaha Untuk Memerintah Gaza
RIAU24.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis (9 November) bahwa Israel tidak ingin menduduki dan memerintah Gaza.
Namun, ia menambahkan bahwa 'kekuatan yang kredibel' diperlukan untuk menanggapi ancaman militan yang berasal dari Gaza.
Komentar baru Netanyahu datang hanya beberapa hari setelah yang sebelumnya ketika dia mengatakan bahwa Israel akan mengambil alih tanggung jawab atas keamanan di Gaza untuk 'periode yang tidak terbatas'.
Komentar ini telah menarik ketidaksenangan AS. AS adalah pendukung terbesar Israel secara global.
"Kami tidak berusaha menaklukkan Gaza, kami tidak berusaha menduduki Gaza, dan kami tidak berusaha memerintah Gaza," kata Netanyahu kepada outlet media AS Fox News.
Dia menambahkan bahwa pemerintah sipil perlu menjaga urusan di Gaza dan Israel akan membuat serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober tidak terjadi lagi. Untuk ini, katanya, 'kekuatan yang kredibel' harus dipertahankan.
"Jadi, kita harus memiliki kekuatan yang kredibel yang, jika perlu, akan memasuki Gaza dan membunuh para pembunuh. Karena itulah yang akan mencegah munculnya kembali entitas seperti Hamas," kata Netanyahu.
Pejuang Hamas menyeberang dari Jalur Gaza dan melancarkan serangan ke Israel yang menewaskan 1400 orang, menurut perkiraan Israel.
Pejuang Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang. Israel setelah itu, menanggapi dengan kekuatan militer yang luar biasa dengan serangan udara dan penyebaran tank dan pasukan untuk serangan darat.
Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan bahwa korban tewas warga sipil di Jalur Gaza telah melewati angka 11.000.
Pemboman dan blokade Israel yang terus-menerus berarti bahwa ada kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya yang dibutuhkan oleh warga sipil di Gaza.
Para pejabat AS mengatakan bahwa Otoritas Palestina (PA) harus memerintah Gaza lagi. PA memiliki pemerintahan terbatas di Tepi Barat yang diduduki Isreal. Hamas mengambil alih Jalur Gaza dari PA pada tahun 2007.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa kembalinya PA ke Gaza juga harus disertai dengan solusi politik yang mengakhiri kendali Isarel atas wilayah-wilayah yang direbutnya selama perang Timur Tengah 1967.
Selama percakapannya dengan Fox News, Netanyahu mengatakan bahwa setelah perang, perlu dipastikan bahwa Gaza didemiliterisasi, dideradikalisasi dan dibangun kembali.
(***)