Sandera Palestina Yang Dibebaskan Ungkap Penyiksaan Di Tangan Tentara Israel
RIAU24.COM - Ketika perang Israel-Gaza membentang hingga tiga bulan, laporan tentang orang-orang Palestina yang menghadapi penyiksaan di tangan tentara Israel telah terungkap.
Pada hari Minggu, tahanan yang baru-baru ini dibebaskan menuduh bahwa pasukan Israel menyiksa warga sipil Palestina dalam tahanan mereka di Jalur Gaza.
Seorang petugas medis Gaza menguatkan narasi ini. Namun, militer membantah tuduhan itu.
Sesuai laporan AFP, kedua pria itu termasuk di antara ratusan orang yang ditahan oleh pasukan Israel atas dugaan hubungan dengan kelompok bersenjata Hamas.
Orang-orang ini telah ditahan sebagai bagian dari serangan darat Israel yang sedang berlangsung di wilayah yang dikelola Hamas yang terkepung.
Narasi penyiksaan dikonfirmasi oleh seorang petugas medis.
Berbicara kepada AFP, Marwan al-Hams, direktur rumah sakit Rafah Martir Rumah Sakit Mohammed Yusuf al-Najjar mengungkapkan bahwa sekitar 20 pria yang dibebaskan dari tahanan Israel memiliki memar dan bekas pukulan di tubuh mereka.
Hams, sesuai kantor berita, mengatakan bahwa orang-orang Palestina yang dibebaskan dirawat di rumah sakit Al-Najjar, di kota selatan Rafah setelah pembebasan mereka.
Nayef Ali, seorang pria berusia 22 tahun, yang mengaku telah ditahan di pinggiran timur Zaitun Kota Gaza dan kemudian dibawa ke fasilitas penahanan Israel mengatakan,"Mereka (pasukan Israel) mengikat tangan kami di belakang punggung kami selama dua hari."
Untuk mendukung klaimnya, dia menunjukkan luka kantor berita di pergelangan tangannya dan bagian lain dari tubuhnya.
"Kami tidak diizinkan makan atau minum, kami juga tidak diizinkan menggunakan toilet," katanya, menambahkan, "Hanya ada pemukulan dan pemukulan."
Dia juga menuduh bahwa tahanan Palestina ditahan di daerah dingin yang membekukan" di sepanjang perbatasan dengan Israel.
"Mereka melemparkan air dingin pada kami sebelum memindahkan kami ke penjara, di mana lagi-lagi penyiksaan dan pemukulan."
Mantan tahanan lainnya, Khamis al-Bardini yang berusia 55 tahun juga menuduh penyiksaan oleh tentara Israel, dan mengatakan bahwa selama penahanannya ada pemukulan di siang hari, sementara mereka menuangkan air dingin ke kepala kami sepanjang malam.
Israel menolak tuduhan
Menolak klaim tersebut, tentara Israel mengatakan bahwa semua tahanan diperlakukan sesuai dengan hukum internasional.
Dalam sebuah pernyataan kepada AFP, pasukan Israel mengatakan bahwa Saat ditahan, para tersangka diberi makanan dan air yang cukup dan diperlakukan sesuai protokol.
Israel bersumpah untuk mengalahkan Hamas setelah serangan mematikan oleh militan pada 7 Oktober, meluncurkan kampanye militer tanpa henti di Gaza.
Tuduhan ini muncul ketika tentara Israel menghadapi kecaman internasional yang meluas setelah video tahanan yang ditelanjangi dengan tangan terikat di belakang punggung mereka menjadi viral.
Selain itu, laporan kematian tahanan di tahanan militer juga terungkap. Untuk ini, tentara Israel mengatakan sedang menyelidiki kematian teroris di pusat-pusat penahanan militer.
(***)