Steadfast Defender 24: NATO Memulai Latihan Militer Terbesarnya Dalam Beberapa Dekade
RIAU24.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memulai latihan militer terbesarnya dalam beberapa dekade pada Rabu (24 Januari).
Dalam sebuah pernyataan, NATO mengatakan, "Latihan Steadfast Defender 24, latihan terbesar NATO dalam beberapa dekade, dimulai pada Rabu, 24 Januari 2024, ketika kapal pendaratan dermaga USS Gunston Hall (LSD 44) berangkat dari Norfolk, Virginia, Amerika Serikat dan setelah serangkaian operasi akan memulai transitnya melintasi Atlantik."
"Kepergian USS Gunston Hall menandai gerakan taktis pertama Steadfast Defender 24. Kapal Kanada Charlottetown, akan berangkat dari Halifax, Nova Scotia, Kanada ke Eropa akhir bulan ini," kata pernyataan itu.
Sekitar 90.000 tentara dari negara-negara anggota berpartisipasi dalam latihan yang akan berlangsung hingga Mei.
Pengerahan pasukan yang cepat
NATO mengatakan pada hari Rabu bahwa Steadfast Defender 24 akan menyoroti kemampuan organisasi militer antar pemerintah untuk mengerahkan pasukan dengan cepat dari Amerika Utara dan bagian lain dari aliansi untuk memperkuat pertahanan Eropa.
Lebih dari 50 kapal dari kapal induk hingga kapal perusak mengambil bagian dalam latihan, termasuk lebih dari 80 jet tempur, helikopter dan drone.
Setidaknya 1.100 kendaraan tempur termasuk 133 tank dan 533 kendaraan tempur infanteri telah dikerahkan.
Steadfast Defender 24 hadir di tengah perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina yang akan segera memasuki tahun ketiga.
Sebuah dokumen top oleh NATO telah mengidentifikasi Rusia sebagai ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan aliansi.
'Kembalinya NATO ke skema Perang Dingin yang tidak dapat dibatalkan'
Minggu lalu (21 Januari), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan bahwa Steadfast Defender 24 menandai kembalinya aliansi ke skema Perang Dingin yang tidak dapat dibatalkan.
"Latihan-latihan ini adalah elemen lain dari perang hibrida yang dilepaskan oleh Barat melawan Rusia," kata Wakil Menteri Luar Negeri Grushko kepada kantor berita RIA.
"Latihan skala ini menandai kembalinya NATO ke skema Perang Dingin yang terakhir dan tidak dapat dibatalkan, ketika proses perencanaan militer, sumber daya dan infrastruktur sedang dipersiapkan untuk konfrontasi dengan Rusia," tambahnya.
(***)