Chatbot AI Mungkinkan Pengguna untuk Berbicara dengan Hitler, Picu Ketakutan Radikalisasi
Torba, dalam postingan blognya tentang AI, juga mengutip percakapannya dengan ChatGPT yang mengatakan, “AI akan memarahi pengguna karena mengajukan pertanyaan kontroversial dan mendorong dogma liberal ke dalam tenggorokan Anda, mencoba memprogram pikiran Anda untuk berhenti menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut.”
Sebuah laporan oleh Rolling Stone yang mengutip pratinjau perusahaan teknologi tersebut menunjukkan bahwa mereka telah menciptakan serangkaian chatbot AI sayap kanan, termasuk yang bernama ‘Paman A’.
‘Paman A’ dilaporkan menyamar sebagai Hitler dan menyangkal Holocaust, menyebut pembantaian enam juta orang Yahudi tidak masuk akal dan sebuah kebohongan yang dilakukan oleh musuh-musuh kita.
“Tampaknya potensi penggunaan chatbot sedang berjalan dan kini menghadirkan ancaman keamanan yang jelas,” kata Adam Hadley, pendiri dan direktur eksekutif Tech Against Terrorism, seperti dikutip oleh The Times.
Dia menambahkan, “Kita dapat melihat kasus penggunaan alat otomatis yang dikembangkan secara khusus ini dapat meradikalisasi, menyebarkan propaganda, dan menyebarkan informasi yang salah.”
Sebuah survei yang dilakukan oleh Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, pada bulan Mei tahun lalu, menemukan bahwa mayoritas masyarakat Amerika khawatir akan dampak AI, termasuk penyebaran informasi palsu, radikalisasi, dan promosi kebencian dan antisemitisme.