Aktivis Italia Targetkan Lukisan Kelahiran Venus yang Terkenal, Tempelkan Foto-foto Perubahan Iklim
RIAU24.COM - Para aktivis Italia, yang memprotes perubahan iklim, menargetkan lukisan Birth of Venus karya Botticelli yang terkenal yang telah dipamerkan di museum Uffizi di Florence.
Para aktivis menempelkan foto-foto kehancuran akibat perubahan iklim pada panel kaca yang melindungi lukisan itu pada Selasa (13 Februari).
Dalam sebuah pernyataan, kelompok kampanye Last Generation mengatakan bahwa dua aktivis mereka memposting gambar kota Tuscan yang banjir di atas cangkang raksasa dewi pada karya abad ke-15 sebelum mereka dikawal ke kantor polisi.
"Pemerintah terus berpura-pura bahwa ladang tidak terbakar pada bulan Januari, bahwa air tidak akan menjadi masalah musim panas ini, bahwa rumah-rumah yang hancur akibat banjir adalah peristiwa yang tidak disengaja dan bukan disebabkan oleh pilihan manusia," kata salah satu pengunjuk rasa, Giordano.
"Dan alih-alih berurusan dengan masalah nyata ini, itu membuat undang-undang yang tidak masuk akal untuk mendorong aktivisme iklim,” katanya.
Pada bulan Januari, parlemen Italia menyetujui undang-undang yang meningkatkan hukuman bagi orang-orang yang tertangkap merusak situs budaya dan monumen, setelah serangkaian protes iklim telah dilaporkan.
Pada bulan November, seorang hakim di Florence telah memberikan putusan bahwa kedua aktivis, yang pada tahun 2022 telah menempelkan tangan mereka ke kaca yang ada di sekitar lukisan Botticelli lain di Uffizi, tidak melakukan kejahatan apa pun.
Pada tahun 2022, organisasi Generasi Terakhir mulai melakukan protes damai di Italia sebelum pemilihan umum dan mengimbau politisi dari semua pihak untuk menempatkan isu perubahan iklim dalam daftar prioritas mereka.
Sesuai Komisi Eropa, Italia tetap berada di jalur untuk emisi yang relatif lebih tinggi daripada yang ditetapkan dalam target 2030-nya.
Di Italia, protes telah dilakukan sebagai bagian dari serangkaian tindakan di seluruh Eropa yang memusatkan perhatian pada perubahan iklim.
Sup, kue, kentang tumbuk dan cat yang bisa dicuci telah dilemparkan oleh para aktivis di situs seni, warisan dan budaya di museum.
(***)