Serem! Pria Ini Kesakitan Gegara Kateter Ketinggalan di Uretranya
RIAU24.COM - Seorang pria mengalami rasa sakit yang luar biasa setelah menjalani pemeriksaan kandung kemih di rumah sakit. Kondisi ini dialami pria berinisial U.
Awalnya, pria di Inggris itu menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Universitas Cambridge (CUH). Pada 20 Mei 2021, pasien U menjalani prosedur pemeriksaan bagian dalam kandung kemih dan dipasang kateter di sana.
Setelah prosedur dijalankan, dia diberitahu bahwa rencananya kateter akan dikeluarkan pada 24 Mei.
Sampai pada 21 Mei, pasien U menelepon rumah sakit untuk menanyakan jadwal janji untuk melepaskan kateter tersebut.
Namun, sampai 24 Mei, pihak rumah sakit tidak kunjung menghubungi dia dan membuat janji untuk melepas kateter itu. Pasien U baru dibuatkan janji pertemuan berikutnya pada 14 Juni.
Pasien U mengalami kebocoran darah dan urine
Selama menunggu waktu pelepasan kateter, pasien U mengalami inkontinensia urine. Itu merupakan kondisi saat seseorang tidak bisa mengendalikan kandung kemih, sehingga sulit menahan buang air kecil.
Selain itu, pasien U juga mengalami kebocoran darah dan urine yang sangat menyakitkan. Hal itu yang membuatnya langsung pergi ke klinik lain untuk melepaskan kateter tersebut pada tanggal 24 Mei.
Dalam sebuah laporan, Ombudsman kesehatan mencatat bahwa CUH telah meminta maaf karena kelalaian saat mengobati pasien U. Meski begitu, Ombudsman menegaskan bahwa tidak melepaskan kateter pasien pada waktu yang tepat adalah sebuah kegagalan.
"Perwalian (CHU) tersebut mengatakan telah melakukan perbaikan layanan untuk menghentikan hal ini terjadi lagi," tulis Ombudsman yang dikutip dari BBC.
"Tetapi, lembaga tersebut belum memberikan bukti yang menunjukkan bagaimana mereka akan memantau perubahan yang telah dibuat. Kami rasa lembaga tersebut belum berbuat cukup untuk memperbaiki keadaan," sambungnya.
Menanggapi kasus tersebut, juru bicara CUH mengungkapkan telah menerima sepenuhnya rekomendasi dari Parlemen dan Ombudsman Layanan Kesehatan.
"Rekomendasi itu terkait rencana aksi yang menunjukkan bagaimana kami memantau peningkatan layanan yang dilakukan," kata juru bicara.
"Permintaan maaf kami tetap ada untuk pasien U, yang perlakuannya berada di bawah standar terbaik yang kami upayakan untuk berikan," pungkasnya. ***