SBY Ngaku Pemerintahannya Banyak Kurang, Sindir Oknum yang Selingkuhi Konstitusi
RIAU24.COM -Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tak pernah menyelingkuhi konstitusi selama sepuluh tahun menjabat.
Pernyataan itu ia sampaikan saat peluncuran buku Perjalanan dan Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009) yang digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (10/10).
Seperti diberitakan detikcom pada Jumat (11/10), SBY awalnya membahas soal kiprah Samsir Siregar, kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
"Pak Samsir, Bapak harus bangga karena waktu menjadi Ketua BIN, urusannya urusan negara. Musuh yang dilihat, dideteksi, diinteli, musuh negara, bukan lawan politik. Ini penting. I have to say that," kata SBY.
"Itu great achievement. Tentu banyak kekurangan kita, ada kelemahan kita, ada beberapa hal yang tidak bisa kita lakukan, tetapi kita tidak berselingkuh kepada sistem, kepada konstitusi, kepada hal-hal yang patut dipedomani dalam kehidupan bernegara," lanjutnya.
SBY mengenang masa-masa menjabat presiden. Dia berkata memulai pemerintahannya dengan diiringi rangkaian bencana alam dahsyat, seperti tsunami Aceh hingga gempa Yogyakarta.
Selain itu, ada tantangan dari luar berupa meroketnya harga minyak dunia. Indonesia juga menghadapi krisis ekonomi global saat SBY menjabat.
SBY mengaku sering kali harus mengambil keputusan yang tidak populer. Dia tak peduli elektabilitasnya menurun. SBY hanya ingin solusi terbaik untuk bangsa.
"Policy yang kita pilih, sering tidak populer, unjuk rasa, tidak henti-hentinya di depan istana. Tapi semuanya menjadi indah ketika at the end of the day, ketika kita meninggalkan pemerintahan ada achievement," ujar SBY.
Dia juga menitipkan pesan kepada Prabowo Subianto yang akan segera dilantik menjadi presiden.
SBY ingin Prabowo tak khawatir bila harus membuat keputusan-keputusan tak populer di masa sulit.
"Kalau nanti beliau juga menghadapi tantangan seperti yang kita hadapi dulu, menghadapi persoalan, ada pro dan kontra, saya akan menyarankan ini biasa. Begitulah pemerintah, begitulah pemimpin, begitulah demokrasi," ujar SBY.
(***)