Pentagon AS Klarifikasi Peran dalam Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
RIAU24.COM - Beberapa hari setelah pemimpin Hamas Yahya Sinwar dibunuh oleh pasukan Israel di kota Rafah, Gaza selatan, militer AS pada hari Kamis (17 Oktober) mengklarifikasi bahwa mereka tidak memiliki keterlibatan langsung dalam operasi Israel yang mengakibatkan kematian pemimpin kelompok militan itu.
Namun, Pentagon mengungkapkan bahwa intelijen Amerika memang memainkan peran pendukung.
Sinwar tewas dalam baku tembak yang berakhir dengan pemimpin Hamas terpojok dan sendirian di sebuah bangunan yang hancur.
Operasi Israel
Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, juru bicara Pentagon, menekankan bahwa misi itu sepenuhnya merupakan upaya Israel.
"Ini adalah operasi Israel. Tidak ada pasukan AS yang terlibat langsung," katanya.
Namun, dia mengakui bahwa intelijen AS telah berkontribusi dan mengatakan, "Amerika Serikat telah membantu menyumbangkan informasi dan intelijen yang berkaitan dengan pemulihan sandera dan pelacakan dan penempatan para pemimpin Hamas yang bertanggung jawab untuk menahan sandera. Dan tentu saja itu berkontribusi secara umum pada gambaran".
"Tapi sekali lagi, ini adalah operasi Israel. Dan saya akan merujuk Anda kepada mereka untuk berbicara tentang rincian bagaimana operasi itu berlangsung," tambah juru bicara Pentagon.
Klarifikasi Pentagon muncul setelah Presiden AS Joe Biden, dalam sebuah pernyataan menyebutkan otorisasi operasi khusus AS dan bantuan intelijen untuk membantu pencarian Israel terhadap Sinwar dan pemimpin militan lainnya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Siapa Yahya Sinwar?
Kepala Hamas Yahya Sinwar menurut Israel adalah dalang di balik serangan 7 Oktober.
Lahir di Khan Younis pada tahun 1962, Sinwar dipandang sebagai salah satu pejabat tinggi tanpa kompromi dari kelompok militan Palestina, Hamas.
Pada awal 1980-an, Sinwar berulang kali ditangkap oleh Israel karena keterlibatannya dalam aktivisme anti-pendudukan yang diadakan di Universitas Islam di Gaza.
"Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman 7 Oktober, dibunuh hari ini oleh tentara IDF," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
IDF merilis sebuah pernyataan yang mengatakan, "Yahya Sinwar tersingkir setelah bersembunyi selama setahun terakhir di balik penduduk sipil Gaza, baik di atas maupun di bawah tanah di terowongan Hamas di Jalur Gaza."
(***)