RIAU24.COM - Presiden terpilih AS Donald Trump menunjuk sekutu politik dan mantan senator Georgia David Perdue sebagai pilihannya untuk menjadi duta besar untuk China, mitra dagang utama yang telah dijanjikan oleh Partai Republik untuk mengenakan tarif yang menghukum.

"Malam ini, saya mengumumkan bahwa mantan Senator AS, David Perdue, telah menerima penunjukan saya sebagai Duta Besar Amerika Serikat berikutnya untuk Republik Rakyat China," tulis Trump di media sosial.

Perdue, 74, seorang eksekutif bisnis dan politisi, menjabat sebagai senator untuk Georgia dari 2015 hingga 2021, dan gagal dalam upaya untuk menjadi gubernur negara bagian pada 2022.

Jika dikonfirmasi oleh Senat, Perdue akan memainkan peran kunci dalam mengelola hubungan antara Amerika Serikat dan China, dua ekonomi terbesar di dunia.

Seorang sekutu Trump, dia mendukung klaim palsu mantan presiden mengenai dugaan penipuan dalam pemilihan presiden 2020, yang dikalahkan miliarder Republik dari Joe Biden.

Juri agung khusus telah merekomendasikan untuk mendakwa Perdue atas klaim itu, tetapi jaksa distrik akhirnya menolak untuk menuntutnya dalam kasus itu.

Trump memicu perang dagang dengan China selama masa jabatan terakhirnya, dan telah berjanji untuk kembali mempersenjatai penggunaan tarif untuk memprioritaskan manufaktur AS.

Dia memuji Perdue sebagai pendukung setia dalam posting media sosialnya, menggembar-gemborkan pengalaman bisnisnya membuatnya sangat cocok untuk peran diplomatik di Beijing.

"Dia akan berperan penting dalam menerapkan strategi saya untuk menjaga Perdamaian di kawasan ini, dan hubungan kerja yang produktif dengan para pemimpin China," kata Trump.

"David telah menjadi pendukung dan teman yang setia, dan saya berharap dapat bekerja dengannya dalam peran barunya!"

Perdue berasal dari keluarga bisnis Georgia terkemuka, yang paling dikenal luas karena kerajaan industri ayam mereka.

Saat di Senat, ia bertugas di Komite Angkatan Bersenjata – mengetuai subkomite Sea Power – dan di Komite Hubungan Luar Negeri.

Dia adalah salah satu anggota Kongres terkaya, dan salah satu pedagang paling aktif di pasar saham saat menjabat, dengan New York Times pada tahun 2020 melaporkan Departemen Kehakiman AS telah menyelidikinya untuk kemungkinan perdagangan orang dalam.

Jaksa tidak mengajukan tuntutan dalam kasus itu.

(***)