Badan SAR Akhiri Upaya Penyelamatan Para Korban Longsor di Tambang Sulawesi Utara
RIAU24.COM - Badan Pencarian dan Penyelamatan Manado (SAR) telah menghentikan upaya penyelamatan bagi para korban yang masih terjebak di bawah puing-puing tambang emas ilegal yang runtuh di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Delapan belas penambang telah diselamatkan hidup-hidup pada Kamis sore. Sebanyak dua puluh tiga jenazah telah diidentifikasi, sementara satu jenazah tak dikenal dan empat jenazah tak dikenal telah dikubur, kantor berita Antara melaporkan.
Tambang emas ilegal tersebut mengalami tanah longsor pada 26 Februari, mengubur setidaknya 60 penambang, menurut Badan Mitigasi Bencana Nasional (BNPB).
“Kami menghentikan proses evakuasi demi keselamatan penyelamat kami. Kondisi di situs semakin memburuk, ”kata direktur operasional SAR Manado Budi Purnama di Bolaang Mongondow, Kamis seperti dikutip Antara.
Dia menambahkan bahwa penyelamat, dalam koordinasi dengan para ahli pertambangan, telah menemukan batu dan retakan tanah di lokasi, yang menunjukkan bahwa tanah longsor lain mungkin terjadi.
"Kita bisa melihat banyak longsoran batu yang jatuh," kata Budi, menambahkan bahwa melanjutkan upaya evakuasi hanya akan membahayakan nyawa petugas penyelamat.
Tanah longsor terjadi pada malam hari ketika tambang mendukung balok dan papan runtuh karena kondisi tanah yang tidak stabil.
Indonesia memiliki banyak lokasi penambangan yang tidak sah dan peraturan keselamatan dilanggar secara rutin, terutama di daerah pedesaan, meskipun negara tersebut telah melarang penambangan emas skala kecil.
Pada tahun 2016, 11 penambang meninggal setelah tanah longsor menghantam tambang emas ilegal di Jambi.
Kurangnya peraturan dan buruknya konstruksi yang dibangun membuat kecelakaan sering terjadi. Kurangnya kesempatan kerja di daerah pedesaan mendorong penduduk untuk semakin bergantung pada kegiatan penambangan ilegal untuk mata pencaharian mereka.
R24/DEV