Sudah Keterlaluan, Erdogan Ajak Pemimpin Muslim Bersatu Melawan Israel
RIAU24.COM - Presiden Turki Reccep Tayyep Erdogan mengajak pemimpin muslim di seluruh dunia untuk bersatu dan melawan Israel. Hal itu mengingat, apa yang telah dilakukan rezim zionis itu sudah sangat keterlaluan. Israel telah berlaku semena-mena terhadap rakyat Palestina sejak tahun 1948 lalu. Hingga kini, penderitaan masih saja dirasakan masyarakat Palestina.
Pernyataan itu dilontarkannya saat berpidato dalam pertemuan istimewa Kerja Sama Organisasi Islam (OKI) di Istambul, Turki.
Pernyataan itu juga menyikapi kejadian beberapa hari sebelumnya, saat sejumlah rakyat Palestina tewas akibat ditembak penembak jitu Israel. Tragedi itu terjadi dalam sebuah pawai yang menandai 70 tahun penjajah Israel di kawasan Palestina.
Menurut Erdogan, Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan yang memicu amarah masyarakat internasional itu. Penembakan tersebut juga menyebabkan gelombang protes dari Asia, Timur Tengah sampai Afrika Utara.
"Untuk mengambil tindakan atas pembantaian rakyat Palestina yang dilakukan penjahat Israel cara dengan menunjukan ke seluruh dunia bahwa kemanusiaan belum mati," ujarnya, dilansir Aljazirah, Selasa 21 Mei 2019.
Tak hanya itu, Erdogan juga mengatakan, aksi biadab Israel tersebut akan menghantui Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dilansir republika, untuk diketahui, pada Senin (20/5/2019), saat Amerika melanjutkan relokasi kedutaan besar yang kontroversial, sebanyak 62 orang termasuk lima anak-anak, tewas dalam penembakan yang dilakukan tentara Israel. Tidak sampai di situ, lebih dari 2.700 pengujuk rasa terluka dalam pembantaian yang terjadi saat mereka berkumpul di garis gencatan senjata yang terletak antara Gaza dan Israel.
Para pengunjuk rasa itu memperingati hari Nakba, hari di mana paramiliter zionis melakukan pembersihan etnis orang Palestina pada 1948. Hal itu memaksa 750 ribu rakyat Palestina mengungsi dari tanah air mereka.
Dilansir AP, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dalam kesempatan itu menyebutkan, penderitaan Palestina telah 'menjadi simbol penindasan rakyat di seluruh dunia'. Ia juga mengecam 'pembantaian brutal' Israel yang mereka lakukan terhadap pengunjuk rasa.
"Siapa di antara kita yang tidak tahu pengepungan yang dipaksakan di Jalur Gaza dan hukuman kolektif terhadap populasinya, Jalur Gaza diubah menjadi kamp konsentrasi besar jutaan orang yang kehilangan hak dasar mereka untuk berpergian, bekerja dan mendapatkan perawatan kesehatan," kata Al Thani.
"Ketika putra mereka disebut teroris, dan ketika mereka melakukan unjuk rasa damai, mereka disebut ekstremis, dan ditembak mati dengan peluru tajam," tegasnya.
Raja Abdullah II dari Yordania juga mendesak langkah darurat untuk mendukung 'perlawanan rakyat Palestina'. Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengajak negara anggota OKI untuk mengambil langkah ekonomi dan politik melawan AS dan Israel. ***