Kapal Perang AS Klaim Hancurkan Drone Iran di Selat Hormuz
RIAU24.COM - Presiden Donald Trump mengklaim salah satu kapal perang Amerika Serikat (AS) telah menghancurkan sebuah pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di antara kedua negara.
Dikatakan oleh Trump kapal perang USS Boxer, sebuah kapal serbu amfibi, mengambil tindakan defensif setelah drone itu berada dalam jarak 1.000 yard dari kapal perang dan mengabaikan seruan untuk mundur.
"Drone itu segera dihancurkan," kata Trump seperti dikutip dari The Guardian, Jumat 19 Juli 2019.
Ia menyatakan bahwa pesawat tak berawak mengancam keselamatan kapal AS dan awaknya. Trump pun meminta negara lain untuk mengutuk Iran serta melindungi kapal mereka sendiri.
"Ini adalah yang terbaru dari banyak tindakan provokatif dan bermusuhan oleh Iran terhadap kapal yang beroperasi di perairan internasional. Amerika Serikat berhak untuk membela personel, fasilitas, dan kepentingan kami, dan menyerukan kepada semua negara untuk mengutuk upaya Iran untuk mengganggu kebebasan navigasi dan perdagangan global," ujarnya.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan bahwa USS Boxer telah mengambil tindakan defensif terhadap sebuah drone. Namun pernyataan itu tidak menyebutkan apakah pesawat itu adalah milik Iran.
"Sistem udara tak berawak tetap mendekati Boxer dan ditutup dalam jarak yang mengancam. Kapal mengambil tindakan defensif terhadap UAS (unmanned aerial system) untuk memastikan keamanan kapal dan awaknya," kata Kepala juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, dalam sebuah pernyataan tertulis.
Pernyataan itu juga menghilangkan referensi tentang bagaimana drone itu ditembak jatuh, tetapi CNN melaporkan hal itu dilakukan dengan gangguan elektronik daripada tembakan.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, pada kunjungan ke PBB di New York, saat ditanyakan mengenai hal itu mengatakan kepada wartawan: "Kami tidak memiliki informasi tentang kehilangan pesawat tanpa awak."
Ketegangan di wilayah Teluk sangat tinggi setelah keputusan Trump pada Mei tahun lalu untuk menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral 2015 dengan Iran dan memberlakukan embargo minyak dan perbankan terhadap Iran. Telah ada peningkatan tajam dalam insiden di Teluk Persia, memperburuk kekhawatiran tentang AS dan Iran akan jatuh dalam perang.
Iran baru-baru ini menembak jatuh pesawat tak berawak AS yang katanya terbang di atas perairan Iran. Sedangkan Trump membatalkan serangan rudal pembalasan yang direncanakan pada menit terakhir. Zarif mengatakan kedua negara telah "beberapa menit jauhnya" dari konflik.
Sebelumnya pada hari Kamis, Iran mengatakan bahwa Garda Revolusinya telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing dan 12 awaknya karena menyelundupkan bahan bakar ke luar negeri. Beberapa jam kemudian mereka juga merilis video yang menunjukkan bahwa kapal itu adalah kapal yang berbasis di Uni Emirat Arab yang lenyap di perairan Iran selama akhir pekan lalu.
Sumber: Sindonews