Mengerikan, Ratusan Tulang Belulang Ditemukan di Sebuah Rumah di Thailand, Begini Kondisinya...
RIAU24.COM - Pembunuh berantai adalah individu yang sangat berbahaya karena kerap melakukan kejahatan keji untuk mengukuhkan reputasi mereka sebagai penjahat. Banyak korban yang tewas sebagai akibat menjadi mangsa mereka, dan penderitaan yang mereka tinggalkan pada keluarga korban mereka tidak terbayangkan.
Seperti itulah kasus yang baru-baru ini dilaporkan seperti dilansir dari China Press, di mana seorang pembunuh berantai baru telah muncul dari Tanah Senyum (Thailand), dan metode pembunuhan yang ia lakukan ternyata sangat kejam, bahkan di luar nalar.
Pembunuh berantai yang dimaksud, yang dikenal sebagai Apichai, dibawa ke perhatian pihak berwenang ketika seorang pria yang memberi tahu polisi dengan mengatakan bahwa ia melihat ketika Apichai sedang membunuh pacarnya. Terungkap bahwa ketika kehabisan obat, Apichai memukul kepala pacarnya dengan pipa. Dia kemudian memaksanya ke dalam kotak logam dan untuk menutupi teriakannya saat meminta bantuan, ia memainkan musik keras untuk menenggelamkan suaranya.
Wanita berusia 22 tahun yang meninggal itu kemudian diidentifikasi sebagai Warinthorn "Kuk-Kik" Chaiyachet, ditemukan dalam kondisi mati lemas di 'peti logam' yang dibuat oleh Apichai. Tetapi yang lebih buruk lagi adalah bahwa penyelidikan lebih lanjut ke rumah Apichai menghasilkan lebih dari satu mayat.
Rupanya, lebih dari 288 tulang belulang ditemukan di dalam pakaian yang terkubur di bawah gerbang logam yang ditutup rapat dengan rantai dan ditimbang dengan dumbbell seberat 5kg, serta di sebuah kolam di properti rumah Apichai.
Ini tampaknya bukan pertama kalinya keluarga Apichai terlibat dalam pembunuhan, karena sebelumnya ayahnya, Chalermchai Onkvisit, ditangkap karena membunuh dan memotong-motong seorang anak perempuan berusia 15 tahun, sebelum meninggalkan bagian tubuhnya dalam sebuah kotak untuk ditemukan oleh publik.
Sejak itu Apichai dijuluki sebagai 'pembunuh peti mati logam' karena metode pembunuhan yang ia sukai, dan beberapa kasus orang hilang telah dikaitkan dengannya, termasuk menghilangnya seorang gadis berusia 12 tahun.
Kami berharap bahwa ia akan dapat diadili sesegera mungkin karena kejahatannya yang kejam, dan agar para korbannya dapat beristirahat dengan tenang.
R24/DEV