RIAU24.COM - Ketika virus Corona novel Covid-19 terus mengepung dunia, banyak negara telah mulai mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa warganya tidak menyerah pada infeksi yang sangat ganas yang berasal dari kota Wuhan, sebuah provinsi Hubei di Cina tersebut.

Namun, tampaknya banyak dari kita yang terlalu meremehkan seberapa cepat penularan virus itu.

Baru-baru ini, Italia secara resmi menyatakan keadaan darurat (31 Januari 2020) setelah Covid-19 ditemukan meningkat tajam, menurut The Star. Namun, tampaknya meskipun gerakan cepat untuk memaksakan kuncian, tidak melakukan hal yang signifkan untuk menjaga infeksi di negara tersebut.

Dalam pembaruan terbaru dari The Guardian, telah terungkap bahwa hanya dalam rentang tiga hari, Italia telah mencatat lebih dari 223 kasus pasien positif virus corona-Covid-19, dengan tujuh orang sudah meninggal akibat infeksi.

Untuk mengatasi hal ini, lebih dari 11 kota di Lombardy dan Veneto telah dikurung di karantina selama 15 hari sementara pihak berwenang Italia berpacu dengan waktu untuk menemukan cara untuk mengendalikan dan merawat meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang ada. Menurut Washington Post, kasus baru pasien coronavirus positif Covid-19 dicatat hampir setiap jam.

Hal ini  membuat Italia sebagai negara yang paling parah dilanda Eropa untuk menderita epidemi Covid-19, dan negara yang paling parah ketiga di dunia, setelah Cina dan Korea Selatan.