Miris, 22 Petugas Kebersihan DPRD Siak Diberhentikan Tanpa Uang Sagu Hati
RIAU24.COM - SIAK- Air mata Tengku Khairani (55) tak terbendung. Dia tidak tahu harus bagaimana menghidupi anak-anaknya kedepan setelah mengetahui dirinya dipecat dan dibuang tanpa ada sagu hati.
15 tahun ia habiskan waktunya untuk bekerja menjadi Cleaning Sevice di Kantor DPRD Siak demi mencukupi kehidupan sehari-hari.
zxc1
“Saya sudah 15 tahun menjalani pekerjaan ini. Tapi tiba tiba saya diberhentikan seperti ini,” ceritanya dengan air merembes di kedua pipinya.
Selanjutnya dia mengisahkan, pada Selasa (31/03/2020) sekitar pukul 10.00 WIB, dia dan teman temannya yang berjumlah 27 orang dipanggil ke ruangan di DPRD Siak. Selanjutnya diminta mengisi biodata yang berjumlah empat lembar.
Dua orang lelaki yang meminta mengisi itu mengatakan, 20 menit diberi waktu. Setelah itu langsung dikumpulkan. Hasilnya nanti dikabarkan hasilnya lewat ponsel.
“Hari ini, Rabu (01/04/2020) kenyataannya seperti ini. Saat pagi usai Salat Subuh datang, ke DPRD Siak ini, sudah tidak ada kerjaan. Kami sudah digantikan orang lain,” ucapnya sambil menyeka butiran bening yang terus merembes.
zxc2
Dia menginginkan keadilan dan kejelasan. Dia kaget dibuang begitu saja oleh pihak DPRD Siak. “Saya bekerja naik sepeda. Saat jalan masih semak. Sekarang jalan sudah bagus. Semua sudah terang. Kami diperlakukan seperti ini,” ucapnya.
Sementara ada teman Tengku Khairani yang menangis sambil sesenggukan mengatakan dia baru saja ketemu Bupati Siak Drs H Alfedri MSi di kediamannya.
“Saya langsung pegang kakinya. Saya ceritakan apa yang terjadi dan Bupati ikut menangis. Selanjutnya Bupati meminta saya bertemu Sekwan, karena sudah dihubungi Bupati. Makanya saya langsung datang ke sini. Ternyata Pak Sekwan tidak ada ditempat,” jelasnya masih dalam tangis.
Tidak jauh dari kerumunan ibu ibu yang merasa terzalimi itu, ada sejumlah pemuda yang mengenakan pakaian hitam putih. Dan ternyata merekalah pengganti para ibu perintis itu.
Ketika hal itu dikonfirmasi kepada Kasubag Rumah Tangga Setwan Siak Nanda Feri Yunizar mengatakan, hal ini bukan serta merta dilakukan. Sejak Desember 2019 sudah diingatkan akan ada peralihan ke pihak ketiga atau outsourcing.
Hari ini diingatkan, tiga hari memang bersih. Setelah itu kembali seperti semula. Jumlah mereka banyak, tapi hasil kerjanya tidak maksimal.
“Mereka kami gaji setiap bulannya Rp1,1 juta. Seharusnya mereka bisa menunjukkan kinerjanya sebelum kami beralih ke outsourcing,” sebut Nanda.
Ketika ditanya kepada Nanda berapa jumlah pekerja baru pengganti orang yang sudah lama mengabdi di DPRD itu. Menurut Nanda jumlahnya sama yaitu 27 orang. Jumlah itu belum masuk manajer dan pengawas lapangan.
Ditanya lebih jauh berapa DPRD menganggarkan untuk kebersihan DPRD Siak itu, sampai mengorbankan orang yang sudah belasan tahun. Nanda menyebutkan pihaknya menganggarkan Rp1 miliar setiap tahunnya.
Dapat dibayangkan untuk orang lama itu digaji Rp1,1 juta. Setahun DPRD hanya mengeluarkan Rp356 juta. Jika ditambah THR hanya Rp 424 juta.
Dan lebih jauh ditanya kepada Nanda, apakah sagu hati dari DPRD atas apa yang mereka lakukan dan belasan tahun di DPRD Siak sudah seperti keluarga karena setiap hari jumpa. Dengan Ringan Nanda menyebutkan tidak ada anggaran untuk itu. Dan semua selesai begitu saja tanpa ada sagu hati karena mereka tergantikan oleh orang baru.
Sementara itu, Ketua DPRD Siak saat ingin ditemui diruangannya untuk dikonfirmasi sedang tidak berada diruangan kerjanya. Dikonfirmasi melalui via terlfon juga tidak diangkat. (R24/Lin)