LaNyalla: Urusan Dunia Harus Selaras Dengan Kepentingan Akhirat
RIAU24.COM - JAKARTA- Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattaliti menyebutkan, pentingnya sebuah keseimbangan kehidupan bagi umat Islam. Antara kepentingan dunia dan akhirat.
"Sebagai manusia, khususnya umat Islam, kita dituntut mengisi waktu untuk lebih bertawazul. Atau seimbang antara beribadah dengan bekerja, berdagang atau apapun kegiatan di dunia," ujar LaNyalla dalam video berkah Ramadhan, Minggu (3/5/2020).
zxc1
Karena sebuah kesuksesan, kata LaNyalla, harus digapai dengan cara menyelaraskan dua hal, yakni antara usaha atau ikhtiar dengan Doa.
"Sukses tidak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu, tapi, kesuksesan akan tercapai jika kita memperjuangkan dan berusaha menggapainya," tegasnya.
LaNyalla pun menyebutkan, sesuai dengan pernyataan Ibnu Amr, kita semua juga diingatkan agar akhirat juga tetap menjadi prioritas dalam mengarungi kehidupan. Sebab, bila Allah SWT telah berkehendak, ajal dapat menghampiri siapa saja tanpa mengenal umur, waktu, tempat, dan lain-lain.
zxc2
"Gemerlap dunia kerap menyilaukan mata dan menggoda hasrat manusia. Tak sedikit dari mereka yang berlomba-lomba dalam menggapai kebahagiaan dunia tanpa pernah mengingat bahwa ada akhirat menanti. Berusahalah untuk duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kau akan mati besok."
Islam bukan hanya agama yang mengurus ibadah bersifat maghdhah, seperti shalat, zakat, dan puasa. Tetapi, Islam juga mempunyai bentuk ibadah yang bersifat umum, seperti bekerja, menafkahi keluarga. Jika dilakukan karena mengharap Ridhonya, maka akan melahirkan pahala dan berkah tersendiri.
Hadist di atas menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat.
Karena Islam, tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke akhirat. Kita hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua ini harus kita cari dan kita usahakan.
Untuk itu, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari nafkah, sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari. (R24/Bisma)