RIAU24.COM -  Meninggal dunia akibat virus corona membuat pemakaman seseorang harus mengikuti protokol yang sudah ditetapkan. Keluarga biasanya tak dapat melakukan proses pemakaman seperti yan dikehendaki. 

Namun lain halnya dengan Serge Bokobza. Ia tidak ingin dimakamkan di mana pun, selain Yerusalem. Karena itu, ketika dia meninggal akibat wabah virus corona  (Covid-19) beberapa waktu lalu, keluarganya menerbangkan jenazah Bokobza dari Prancis ke kota suci umat Islam itu, meski mengalami kesulitan selama pandemi.

Bokobza, dokter berusia 70 tahun dari pinggiran Kota Paris, itu diistirahatkan beberapa pekan lalu di Bukit Zaitun, menghadap ke Kota Tua Yerusalem, kawasan yang menjadi salah satu situs suci dalam agama Islam—yang juga diklaim oleh agama Yahudi.

Pemakaman Bokobza tetap dilakukan sesuai dengan prosedur pemakaman pengidap virus coroan. Para penggali kubur mengenakan pakaian steril dan masker pelindung. Cuma satu anggota keluarganya, yaitu Rabi Shraga Dahan yang tinggal di Israel, diizinkan untuk hadir dalam prosesi pemakaman itu.

“Saya memasang Zoom (aplikasi konferensi video) sehingga semua orang dapat mengikuti pemakaman ini secara langsung,” kata Dahan kepada AFP yang dilansir Inews,  Senin (4/5/2020).

“Ratusan orang hadir secara virtual. Akan tetapi, di lokasi pemakaman ini, sebenarnya kami hanya ada sekitar 10 orang, termasuk petugas pemakaman. Ini sangat aneh,” ujarnya.