Tak Usah khawatir, Malam Lailatul Qadar Bisa Didapat Meski Hanya Beribadah di Rumah
RIAU24.COM - Di bulan Ramadhan ada satu malam yang paling ditunggu-tunggu umat Islam, yaitu malam lailatul qadar. Karena beribadah pada malam ini nilainya setara dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan.
Namun di tengah wabah Corona di mana masjid banyak yang tutup, apakah kita bisa meraihnya meski hanya beribadah di rumah?
Dilansir viva yang mengutip Al-Bahjah TV, ini penjelasan lengkap Buya Yahya tentang malam Lailatul Qadar.
Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Menurut Buya Yahya,. menjelaskan, para ulama sepakat malam mulia ini hanya terjadi pada bulan Ramadhan. Namun, kapan waktunya itu disembunyikan oleh Allah SWT.
"Disembunyikan oleh Allah. Itu tanda kasih sayang Allah. Disembunyikan, tidak diberitahu," terangnya.
Tapi Rasulullah mengatakan, jika malam ini terjadi di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dan terjadi pada malam-malam ganjil, seperti 21, 23, 25, 27 atau 29 di bulan Ramadhan.
"Nabi mengatakan kalau di 10 terakhir bulan Ramadhan adalah 'arja. Ketahuilah bahwa, di 10 terakhir Ramadhan itu sangat diharapkan. Di 10 Ramadhan kita lebih mungkin mencegatnya," tambah Buya.
Dan yang paling penting bagi imam di dalam keluarga dalam mengajak anggotanya, anak dan istri untuk lebih giat beribadah. Dan melakukan ibadah semalam penuh di masjid.
Namun Buya juga menegaskan, Lailatul Qadar bisa diperoleh meski hanya beribadah di rumah.
Siapapun yang meminta akan dipenuhi oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Jangan sampai kaum muslimin terlena dengan hanya berdiam diri di rumah.
"Jangan mau ketinggalan, bangun di malam itu. Biarpun di rumah tetap berdzikir, baca Alquran, baca shalawat dan seterusnya. Intinya hidupkan malam itu dengan ibadah. Itulah yang dimaksud orang menemukan malam lailatul qadar," lanjut pengasuh pondok pesantren Al-Bahjah.
Orang yang mendapatkan lailatul qadar tidak akan tahu jika ia sudah mendapatkannya. Tidak ada tanda-tanda khusus dari malam lailatul qadar, meskipun beberapa imam besar mengalaminya.
"Orang yang mengalami lailatul qadar tidak harus tahu. Imam Nawawi ahli ibadah, puasanya banyak. Lah ente siapa. Hal-hal semacam ini perlu dirahasiakan. Mendengar ulama menceritakan pengalaman ini hanya sekedar beliau ceritakan untuk memberikan motivasi. Bukan untuk pamer," tutup Buya. ***