Gelombang Kedua Corona Mengancam, China Langsung Umumkan Darurat Militer di Kota Ini
RIAU24.COM - Munculnya klaster virus corona di Pasar Xinfadi, Beijing, membuat pemerintah China ketakutan. Tak ingin kasus Wuhan terulang lagi, Pemerintah langsung mengumumkan darurat militer di Kota Baoding, Provinsi Hebei guna mencegah adanya gelombang kedua infeksi Covid-19.
Deklarasi darurat militer tersebut diumumkan oleh Pemerintah Kota Baoding berdasarkan pernyataan yang dirilis pada Senin (15/6).
"Pusat tanggapan epidemi pengumumkan deklarasi darurat militer sementara dan peluncuran mekanisme masa perang untuk mencegah penyebaran epidemi di Baoding," ujar pemerintah seperti dikutip RMOL dari Sputnik.
Keputusan tersebut diambil mengingat letak Baoding yang bersebelahan dengan Beijing serta tingginya intensitas lalu lintas orang dan barang antarkota tersebut. Baoding sendiri memiliki populasi lebih dari 11 juta orang.
Pada Sabtu (13/6), pihak berwenang telah menutup Pasar Xinfadi setelah menemukan 46 kasus Covid-19 tanpa gejala dalam pengujian massal. Setelah itu, pihak berwenang juga melakukan kuncian ketat di Distrik Fengtai, tempat Pasar Xinfadi berada.
Pemerintah Kota Beijing juga tengah melakukan pengujian Covid-19 kepada semua orang yang bekerja dan mengunjungi pasar sejak 30 Mei. Hingga saat ini, sudah ada 79 orang yang dinyatakan positif Covid-19 yang terkait dengan klaster Pasar Xinfadi. Mereka diketahui tengah menerima perawatan di rumah sakit Beijing.
Sebelum 11 Juni, Beijing belum mendaftarkan kasus transmisi lokal selama 56 hari. Klaster Pasar Xinfadi sendiri sangat mengkhawatirkan mengingat pasar tersebut adalah pasar grosir makanan terbesar di Asia.
Pasar Xinfadi adalah kompleks gudang dan ruang perdagangan yang membentang luas hampir seperti lapangan sepak bola. Pasar tersebut 20 kali lebih besar dari pasar makanan laut di Wuhan yang menjadi pusat penyebaran virus corona baru pertama.
Menurut ahli epidemiologi Beijing, Yang Peng, kemungkinan sumber virus Pasar Xinfadi berasal dari luar negeri, khususnya Eropa. Kemungkinan tersebut diambil berdasarkan sekuensing DNA yang tengah dilakukan oleh para peneliti.***