RIAU24.COM -  Pandemi virus Corona telah menyebabkan peningkatan tajam dalam permintaan untuk ambulans di India, sekaligus juga memperlihatkan kekurangan layanan. Kekurangan ambulan di negara ini juga menempatkan nyawa pasien dalam risiko. Dalam beberapa kasus, pasien tidak pernah mencapai tujuan tepat waktu. Sejak penguncian diberlakukan dan negara menyaksikan peningkatan tajam dalam kasus-kasus, penundaan telah mengakibatkan hilangnya banyak nyawa.

Banyak orang mengeluh tidak ada yang menjawab panggilan ketika menghubungi nomor 108 bantuan ambulans.

Rumah sakit umum kewalahan dengan lebih banyak pasien daripada yang bisa mereka tangani, dan banyak orang telah berulang kali menyoroti bagaimana kota kehabisan tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan kritis. Kekurangan dalam layanan darurat tidak hanya terbatas pada daerah perkotaan.

Daerah pedesaan telah melihat lonjakan jumlah kasus COVID setelah pekerja migran kembali ke tempat asal mereka.

Pada bulan Mei, BMC mengubah 150 bus TERBAIK dan bus pribadi menjadi ambulans untuk pusat perawatan COVID dan transportasi pasien COVID setelah pemerintah menerima kritik karena membuat seorang wanita hamil berusia 32 tahun dan putrinya yang berusia lima tahun menunggu lebih dari 12 jam untuk ambulan setelah mereka dinyatakan positif COVID-19.

Beberapa kasus ambulans yang tidak tersedia Di Bengaluru, seorang pasien COVID-19 meninggal di pinggir jalan dekat rumahnya sambil menunggu ambulan tiba. Dalam kasus tragis lain dari tidak tersedianya ambulans, seorang wanita yang positif COVID berusia 50-an harus menunggu berjam-jam untuk mencapai rumah sakit. Wanita itu dipanggil oleh pihak berwenang dan diberitahu bahwa dia telah dites positif COVID-19.