Hanya Karena Terlalu Lama Menggoreng Ikan Asin, Pria di Jakarta Barat Tega Memukuli Sang Istri
RIAU24.COM - Seorang pria berusia 20-an diduga menyerang istrinya karena tidak sabar, karena korban tidak dapat menyelesaikan menggoreng ikan asin lebih cepat.
Wanita itu, yang diidentifikasi sebagai FK berusia 36 tahun, mencoba merekam serangan itu dengan kamera ponselnya, tetapi ponselnya tersebut dibuang oleh suaminya, yang diidentifikasi sebagai pria berusia awal 20-an oleh inisial RJ.
RJ dilaporkan menjadi kesal dan tidak sabar ketika ikan asin tidak selesai digoreng ketika ia meminta makanan tersebut dari FK.
zxc1
FK kemudian mengajukan laporan terhadap RJ pada hari Sabtu. Kepala kantor polisi Cengkareng Khoiri mengatakan bahwa FK tiba di kantor polisi dengan memar di wajah dan tubuhnya, diduga karena dipukul dengan benda tumpul. Kepada polisi, FK mengatakan rambutnya telah dicabut dan dia dibanting dan dicakar oleh suaminya. Selain memar yang terlihat, FK juga mengatakan dia merasakan sakit di perutnya akibat serangan itu.
“Tersangka mengatakan dia kesal karena dia merasa [FK] tidak menganggapnya serius sebagai suaminya. Dia diduga temperamen dan sering melecehkan istrinya, ”kata Khoiri kemarin.
Pasangan itu telah menikah selama empat tahun. RJ sejak itu ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini dan didakwa dengan pasal-pasal di bawah KUHP Indonesia tentang penyerangan, yang dijatuhi hukuman maksimum lima tahun penjara.
Pada awal Juni, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan telah melonjak selama pandemi COVID-19, berdasarkan survei yang mengumpulkan hasil dari 2.285 responden dari April-Mei. Setidaknya 80 persen responden perempuan dalam kelompok penghasilan di bawah Rp 5 juta (USD 337,80) per bulan mengatakan bahwa pelecehan yang mereka alami cenderung meningkat selama pandemi, sebagian besar dalam bentuk pelecehan psikologis dan ekonomi.
Dr Rini Sugiarti, dekan Fakultas Psikologi Universitas Semarang, mengatakan bahwa peningkatan kekerasan dalam rumah tangga di tengah pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk situasi keuangan rumah tangga dan gesekan yang disebabkan oleh waktu yang lebih lama dihabiskan bersama antara pasangan. .