RIAU24.COM -  Pandemi virus corona tidak hanya memberi dampak bagi manusia, tapi juga pada lingkungan. Karena tindakan pencegahan ekstrem yang diambil saat menghadapi masa terburuk, masker wajah, kit APD dibuat dari plastik dan itu melukai bumi ibu kita. Serat dari pohon pisang bisa menjadi penyelamat bagi kita, bisa menggantikan plastik dalam menghadapi jutaan masker wajah pernapasan dan gaun rumah sakit, peralatan PPE di dunia yang saat ini berjuang dengan semangat tinggi melawan virus korona yang mematikan, sebuah laporan di The Straits Times mengatakan.

Abaca - serat dari Filipina yang digunakan dalam kantong teh dan uang kertas tahan lama seperti poliester tetapi akan terurai juga dan dalam waktu dua bulan, kata kepala badan Serat Filipina Kennedy Costales. "Dengan pandemi ini, jika kita semua membeli topeng yang terbuat dari serat sintetis, mereka akan menumpuk di tempat pembuangan karena mereka membutuhkan waktu lama untuk terurai," kata Costales.

Ada protes dan kampanye penyadaran, upaya global untuk melarang penggunaan plastik tunggal telah mundur sebagai negara memprioritaskan kebersihan di lingkungan untuk kemasan dan pasokan medis.

Penjualan produk-produk masker sekali pakai akan meningkat lebih dari 200 kali lipat di seluruh dunia tahun ini menjadi US $ 166 miliar ($ 299 miliar), menurut sebuah artikel perdagangan PBB, mengutip konsultasi Grand View Research.

Perusahaan tidak mau mengganti plastik dengan produk biodegradable karena ada kekhawatiran mengenai biaya dan apakah alternatif baru akan cukup kuat untuk penggunaan medis. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Departemen Sains dan Teknologi Filipina yang menunjukkan kertas abaca lebih tahan air daripada masker N-95 yang paling terkenal.

Costales menyebutkan bahwa permintaan abaca dapat tumbuh lebih banyak tahun ini, dengan 10 persen produksi digunakan untuk keperluan medis, dibandingkan dengan kurang dari 1 persen tahun lalu.