Siapa Sangka, Diam-diam Donald Trump Sangat Mengidolakan Vladimir Putin, Ini Sebabnya
RIAU24.COM - Bukan rahasia lagi, Amerika Serikat dan Rusia memiliki catatan sejarah yang panjang tentang persaingan di berbagai bidang, khususnya peralatan militer. Namun siapa sangka, Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut-disebut sangat mengidolakan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Menurut mantan pengacara Trump, Michael Cohen, ada sesuatu pada sosok Putin yang sangat disukai Trump. Yakni, Putin dinilai mampu mengelola Rusia seperti perusahaan pribadinya. Sebuah hal yang hingga kini belum sanggup diwujudkan Trump saat memimpin negara Paman Sam.
Dilansir viva yang merangkum business insider, Selasa 8 September 2020, hal itu diungkapkan Cohen dalam bukunya yang berjudul 'Disloyal: A Memoir: The True Story of the Former Personal Attorney to President Donald J.Trump'.
Buku itu rencananya baru akan diterbitkan pada Selasa waktu Amerika Serikat. Namun, materi buku telah bocor duluan ke sejumlah media massa besar di AS seperti the washington post dan cnn.
Menurut Cohen, uang adalah alasan utama mengapa Trump bisa jadi begitu mengagumi Putin. Meski hingga saat ini sulit mendeskripsikan berapa harta yang dimiliki Putin, namun Trump menyebut Putin adalah orang terkaya di dunia saat ini.
Menurut Cohen, Trump sangat mengagumi bagaimana cara Putin mengambil alih kekuasaan di setiap lini di Rusia. Bahkan, Trump menilai Putin mampu menjalankan negara tersebut layaknya perusahaan pribadinya.
Saking kagumnya, Trump bahkan pernah mencoba mengikuti Putin dalam mengelola AS. Upaya tersebut sudah terlihat saat Trump mencalonkan diri pada 2016 lalu.
"Mengunci musuh politik Anda, mengkriminalisasi perbedaan pendapat, menakut-nakuti atau membangkrutkan pers yang bebas melalui tuntutan hukum yang mencemarkan nama baik. Visi Trump yang mencakup segalanya tidak terbukti bagi saya sebelum dia mulai mencalonkan diri sebagai presiden," tulis Cohen.
Dalam bukunya itu, Cohen secara terang-terangan juga menentang pemilihan kembali Trump sebagai Presiden AS pada November mendatang.
Saat ini, Cohen telah dihukum karena di antaranya melanggar undang-undang kampanye atas nama Trump. Cohen sedang menjalani hukuman federal selama tiga tahun atas kejahatan yang dilakukannya saat bekerja untuk Trump. ***