Dulu Pernah Ramal Wabah Virus Bakal Menyerang Dunia, Sekarang Bill Gates Sebut Covid-19 Segera Berlalu, Mungkinkah?
RIAU24.COM - Sosok pendiri Microsoft, Bill Gates, memang kerap jadi sorotan. Meski tak lagi tercatat sebagai orang paling kaya di muka bumi, namun aktivitasnya selalu dipantau banyak orang. Begitu pula saat pandemi wabah Corona Covid-19 melanda seperti saat ini. Gates termasuk salah satu pihak yang paling aktif mengupayakan vaksin untuk memutus pandemi tersebut.
Asal tahu saja, sebelum pandemi Corona Covid-19 bermula di Wuhan, China, Gates dalam beberapa kesempatan pernah meramalkan tentang dunia yang bakal terancam karena wabah virus. Ucapannya itu akhirnya terbukti saat virus Corona Covid-19 menggila dan hingga saat ini masih mengancam umat manusia.
Kali ini, Bill Gates kembali melontarkan sebuah pernyataan. Menariknya, Gates mengatakan, dirinya yakin pandemi Corona takkan berlangsung selamanya dan akan dapat dikendalikan. Ketika masa itu datang, Gates menyebut kehidupan manusia akan kembali berljalan normal seperti sebelumnya. Mungkinkah?
Bukan rahasia lagi, pendiri dan mantan juragan Microsoft ini diketahui mendanai pembuatan beberapa vaksin Corona. Menurutnya, vaksin tersebut kemungkinan akan disetujui pada tahun 2021. Setelahnya, khususnya di Amerika Serikat, kehidupan bakal berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
"Pada musim panas mendatang, AS akan mulai kembali ke normal. Dan pada akhir tahun (2021) itu, aktivitas juga akan cukup normal, jika kita juga membantu negara-negara lain," lontarnya, dalam wawancara dengan fox news.
"Akhir dari pandemi Corona, skenario terbaik mungkin adalah di 2022. Namun selama 2021, angkanya seharusnya bisa kita turunkan, jika kita mengambil pendekatan global," ujarnya lagi, seperti dilansir ulang detik, Selasa 21 September 2020.
"Jadi syukurlah teknologi vaksin sudah ada, pendanaan sudah datang, bahwa perusahaan-perusahaan mengerahkan orang-orang terbaik mereka. Itulah mengapa saya optmistis pandemi ini tidak akan berlangsung selamanya," ujarnya lagi.
Distribusi Tak Adil
Ia tidak ingin vaksin Corona sulit tersedia pada kelompok warga berpendapatan rendah, terutama di negara-negara miskin.
"Tidak seharusnya hanya negara-negara kaya yang memenangi perang tawar menawar. Kesalahan soal alokasi vaksin akan menyebabkan tambahan kematian yang dramatis," lontarnya.
Negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, Jepang dan Inggris, telah memesan lebih dari 2 miliar dosis vaksin Corona, yang bisa saja membatasi suplai. Untungnya ada upaya internasional untuk memastikan negara yang lebih miskin dapat mengakses vaksin Corona untuk penduduknya. Sehingga dengan demikian, pandemi Corona segera berakhir. ***