Kembali Disebut Bukan Kader PKS, Samda : Tak Usah Untuk Saya, Untuk Tim Sukses Aja Nggak Ada Berikan Apresiasi
RIAU24.COM - BENGKALIS - Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis dari partai PKS, Ir H Samsu Dalimunthe langsung angkat bicara ihwal tudingan terhadap dirinya yang menyatakan bahwa Samda bukanlah kader partai PKS.
Hal tersebut sudah beberapa kali dilontarkan dari Ketua DPW PKS Riau, Hendri Munief. Dalam hal tersebut, Samda, mengatakan dirinya ikhlas disebut bukan kader PKS, walaupun dia telah berkontribusi besar pada pemilihan legislatif 2019 lalu.
"Kalau dibilang bukan kader gak apa-apa, itu hak dia. Di PKS bukan sedikit suara yang saya sumbangkan, naiknya orang PKS sebagai pimpinan DPRD Bengkalis saya punya andil besar dalam hal itu," kesal Samda, Minggu 25 Oktober 2020 kemarin.
Samda yang merupakan Calon wakil Bupati Bengkalis yang maju dengan Indra Gunawan Eet ini tak menyesalkan hal tersebut. Tetapi dia sangat kecewa lantaran sering disebut-sebut bukan kader PKS," Tak ada sedikitpun apresiasi yang saya dapat. Tak usah untuk kita, kepada tim sukses aja gak ada,"beber Samda lagi.
Menurutnya suara yang disumbangkan dari tim sukses dan para pendukung di dapilnya itu sebanyak 5.083 suara. Itu merupakan suara terbanyak kedua di PKS setelah di dapil Mandau Khairul Umam berhasil mendulang 6.461 suara.
"Padahal, mohon maaf, saat perhitungan suara itu, kami 700 orang tim di Bathin Solapan zikir akbar di rumah, memohon agar PKS menang. Tapi, terima kasih kepada kami (tim sukses, red) saja tidak ada," ungkapnya.
Dia membeberkan bahwa pernah dibuat kecewa dengan pengurus partai PKS lantaran tidak sesuai komitmen diucap dengan diikrarkan sebelum dirinya bergabung dengan partai dakwah tersebut.
"Jadi sewaktu usai pelantikan, kami ada teken pakta integritas, saya yang paling terakhir disodorkan. Saya baca di poinnya, poin 9-a itu potongan 30 persen dari penghasilan. Potongan 80 juta untuk kantor per 5 tahun, potongan untuk kawan-kawan yang tak lulus pencalonan 500 ribu, totalnya semua itu 30 persen, kalau dihitung dibanding janji awal gak sesuai,"ucap Samda membeberkan.
Padahal sebelumnya usai dirinya di PAW oleh Golkar akibat mendukung Syamsuar maju Gubernur Riau. Kemudian datang perwakilan partai PKS Abi Bahrun dan Khairul Umam ke rumahnya. Lantaran yang datang ustad, maka dirinya memanggil ustad juga yang dekat dengannya, yaitu ustad Eko dan Buya Syahril.
"Jadi saat itu kayak sidang, kami hadap-hadapan dan saya ditengah, deal-dealan lah. Perjanjian awal itu potongan kalau jadi DPRD sama dengan yang ada di Golkar, sekitar 3 atau 4 juta. Kemudian ditanya ustad Eko, kalau Samda maju di 2020 bagaimana? PKS siap mendukung, itu kata Abi dan Khairul Umam,"tegas Samda.
Namun menurut Samda lagi, perjanjian awal itu meleset semua, sehingga kekecewaan besar diterima oleh dirinya dan para pendukung,"Dari awal saya paling komitmen, tapi itu malah berbeda dengan yang disebutkan dan di ikrarkan,"katanya lagi.
Lantas menanggapi tuding-tudingan bukan kader PKS tersebut, Samda menyebut bahwa semua ini adalah politik, kejujuran dan komitmen adalah kunci keberhasilan.
"Saya bilang ini politik, tak ada yang ingin saya gerus, kekuatan saya gak ada, kekuatan hanya kejujuran dalam hidup ini. Kemudian apa yang saya ucapkan A itu A, saya gak ingin hari ini A besok B, kalau begitu kita tak ingin berperang, tapi berpisahlah dulu sementara. Dan gak ada musuh dan teman abadi dalam politik, yang ada hanya silaturahmi," pungkasnya.