Studi Menemukan Orang yang Hanya Merokok Satu Rokok Sehari, Bisa Kecanduan Nikotin
RIAU24.COM - Merokok buruk bagi kesehatan kita. Namun demikian, beberapa perokok mengkategorikan dirinya sebagai perokok ringan atau berat, dengan anggapan bahwa perokok terakhir tersebut kecanduan rokok.
Namun, penelitian baru mengungkapkan bahwa orang yang merokok bahkan sekali sehari bisa saja ketagihan nikotin dan membutuhkan pengobatan.
Menurut sebuah penelitian (diterbitkan dalam The American Journal of Preventive Medicine) yang dipimpin oleh Jonathan Foulds, seorang peneliti kesehatan masyarakat di Penn State University. Studi tersebut mengamati lebih dari 6.700 perokok yang kecanduannya dianalisis terhadap kriteria DSM-5. Data dikumpulkan oleh National Institute of Health.
Para peneliti menemukan bahwa 85 persen perokok setiap hari kecanduan nikotin pada tingkat tertentu. Namun, penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat keparahan kecanduan muncul lebih banyak pada orang yang lebih sering merokok.
Menurut penelitian, hampir dua pertiga dari mereka yang hanya merokok satu sampai empat batang rokok per hari menjadi kecanduan dan sekitar seperempat dari mereka yang merokok kurang dari seminggu menjadi kecanduan.
Sebanyak 35 persen orang yang merokok antara satu dan empat batang sehari dikategorikan sebagai kecanduan sedang atau berat dibandingkan dengan 74 persen dari mereka yang merokok lebih dari 21 batang setiap hari.
Foulds mengatakan dalam penelitiannya, “Dulu, beberapa orang menganggap hanya pasien yang merokok sekitar 10 batang per hari atau lebih yang kecanduan, dan saya masih mendengarnya kadang-kadang. Tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa banyak perokok ringan, bahkan mereka yang tidak merokok setiap hari, dapat menjadi kecanduan rokok. Ini juga menunjukkan bahwa kita perlu lebih tepat saat menanyakan tentang frekuensi merokok. "
Penulis studi lainnya Profesor Jason Oliver menjelaskan lebih lanjut, “Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa perokok non-harian lebih mungkin dibandingkan perokok harian untuk mencoba berhenti. Dokter harus bertanya tentang semua perilaku merokok, termasuk merokok tidak sehari-hari, karena perokok tersebut mungkin masih memerlukan pengobatan agar berhasil berhenti merokok. "
Dia menyimpulkan dengan menyatakan, “Namun, tidak jelas sejauh mana intervensi yang ada efektif untuk perokok ringan. Upaya berkelanjutan untuk mengidentifikasi pendekatan penghentian yang optimal untuk populasi ini tetap menjadi arah penting untuk penelitian di masa mendatang. "