Utang RI Mencekik, SBY Minta Proyek Strategis Ditunda
RIAU24.COM - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti pembiayaan utang negara yang mencapai 40 persen dari total belanja negara. Jumlah itu kata SBY terlalu jumbo dan memberatkan keuangan negara.
Ia mengatakan jika uang negara yang digunakan untuk membiayai utang begitu besar, maka berapa yang bisa tersedia untuk hal-hal lain. Misalnya, belanja pegawai, belanja rutin, belanja modal, dan pembangunan.
"Betapa beratnya ekonomi jika misalnya 40 persen lebih belanja negara harus dikeluarkan untuk membayar cicilan dan bunga utang," tulis SBY di akun Facebook SBY, yang dikutip Jumat (8/1),
Menurutnya, pemerintah jangan melulu berlindung pada persentase debt to GDP ratio atau rasio utang terhadap PDB yang masih dianggap aman karena belum lebih dari 60 persen dari PDB. Sebab, persoalannya bukan pada rasio utang terhadap PDB.
"Persoalannya terletak pada kemampuan pemerintah untuk membayar utang itu (capability to pay) yang dirasakan sudah sangat mencekik," terang SBY.
Untuk itu, SBY menilai masalah utang negara ini sudah sangat serius. Pemerintah harus menyusun langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.