Lebih Dari 80 Warga Sipil Tewas Dalam Pembantaian di Ethiopia Barat
RIAU24.COM - Lebih dari 80 warga sipil, termasuk anak-anak berusia dua tahun, telah tewas dalam serangan terbaru yang melanda Ethiopia barat, menurut komisi hak asasi manusia nasional negara itu. Aaron Maasho, juru bicara dan penasihat senior Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pembantaian itu terjadi pada Selasa antara pukul 5 pagi dan 7 pagi di wilayah Benishangul-Gumuz, yang berbatasan dengan Sudan dan Sudan Selatan.
“Kami mendapat informasi bahwa lebih dari 80 orang meninggal yang usianya berkisar antara 2 hingga 45 tahun,” katanya dari ibu kota, Addis Ababa. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dan tidak ada informasi langsung tentang identitas para penyerang. "Kami dapat memastikan bahwa pelaku penyerangan tersebut belum ditangkap oleh pihak berwenang," kata Maasho.
Serangan itu terjadi di daerah yang disebut Daletti, di zona Metekel Benishangul-Gumuz, yang telah dilanda oleh kekerasan berulang dalam beberapa bulan terakhir yang menewaskan ratusan orang. Sekitar 207 orang tewas dalam satu serangan pada 23 Desember saja.
Maasho mengatakan "ribuan orang" telah mengungsi karena kekerasan yang terus berlanjut di Metekel.
"Kami menyerukan kepada otoritas federal dan regional untuk memperkuat koordinasi dan tindakan, termasuk di tingkat distrik, untuk mencegah serangan serupa terhadap warga sipil," tambah juru bicara EHRC, badan yang berafiliasi dengan pemerintah tetapi independen.
Perdana Menteri Abiy Ahmed telah berjuang untuk menegakkan ketertiban di Metekel atau menjelaskan apa yang mendorong kekerasan, meskipun mengunjungi daerah itu pada bulan Desember dan memberdayakan pos komando untuk bertanggung jawab atas keamanan di sana.