Dukung Arab Saudi, Amerika Kutuk Serangan Kelompok Houthi Yang Didukung Iran Karena Serang Bandara Sipil
RIAU24.COM - Pemerintah Amerika Serikat mengutuk serangan pemberontak Houthi yang menarget sebuah bandara di barat daya Arab Saudi dengan pesawat nirawak bermuatan bom. Serangan itu menyebabkan sebuah pesawat penumpang yang berada di landasan pacu itu terbakar.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, “kami mengutuk serangan Houthi terhadap bandara internasional Abha di Arab Saudi, sebuah bandara sipil."
Psaki menambahkan serangan itu bertepatan dengan lawatan pertama Utusan Khusus Amerika Timothy Lenderking ke kawasan itu dan upayanya membawa perdamaian yang langgeng di Yaman, yang akan mengurangi penderitaan rakyat Yaman. Namun Houthi terus menunjukkan keinginan untuk memperpanjang perang dengan menyerang Arab Saudi, termasuk serangan terhadap warga sipil.
"Kami akan terus melanjutkan jangkauan diplomatik kami, dan terlibat dengan berbagai pihak, termasuk anggota Kongres, organisasi bantuan kemanusiaan, Utusan Khusus PBB dan lainnya untuk merundingkan upaya mengakhiri perang," ujarnya.
Tidak ada satu orang pun yang luka-luka dalam serangan itu, tetapi pesawat penumpang yang rusak di bandara Abha itu mengingatkan bahaya yang ditimbulkan pemberontak Houthi terhadap Arab Saudi, yang hampir enam tahun lalu melancarkan kampanye pemboman yang meluluhlantakkan Yaman, negara termiskin di dunia Arab.
Kelompok Houthi yang berpihak pada Iran itu segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Seorang juru bicara militer menegaskan bahwa Houthi menilai bandara Abha sebagai sasaran militer, bukan sipil.
Presiden Joe Biden telah menyoroti konflik brutal itu pekan lalu ketika menyatakan Amerika akan mengakhiri dukungan pada ofensif militer pimpinan Arab Saudi, termasuk penjualan senjata “yang relevan.”
Pemerintah Biden juga mencabut Houthi dari daftar organisasi teroris, dan menyinggung soal perlunya memitigasi krisis kemanusiaan di Yaman.
Namun, Biden menekankan bahwa Amerika akan tetap membantu Arab Saudi membela diri terhadap serangan dari luar, sebagai bagian dari menjaga keamanan, terutama kontraterorisme dan hubungan militer dengan negara kerajaan yang merupakan mitra strategis dan raksasa minyak dunia itu. ***