RIAU24.COM - LOS ANGELES - Kyle Gordy, seorang pria di Amerika Serikat (AS) mengaku telah menjadi ayah biologis dari 35 anak. Jumlah anaknya masih akan terus bertambah karena hingga saat ini ia masih menerima banyak permintaan untuk donasi sperma dari wanita di berbagai penjuru dunia.
Pria berusia 29 tahu ini mengaku permintaan itu meningkat karena dunia sedang dilanda pandemi COVID-19. Gordy mengatakan dia akan melakukan perjalanan ke Inggris akhir tahun ini untuk bertemu dengan calon klien wanita.
Gordy bekerja di Los Angeles di AS sebagai akuntan paruh waktu dan juga menjalankan dua grup Facebook yang didedikasikan untuk membantu calon orangtua menemukan sperma.
Dia menjalankan satu grup khusus untuk donor AS yang memiliki hampir 15.000 anggota. Grup Facebook-nya ini bernama “Sperm Donation USA”.
Grup kedua bernama “Private Sperm Donors”. Grup tersebut melayani orang-orang di seluruh dunia dan memiliki sekitar 8.000 anggota, termasuk beberapa dari Inggris. Dia mengaku pertama kali mulai menyumbangkan sperma pada usia 22 tahun.
Berbicara kepada Sky News, dia mengatakan bahwa dia akan dianggap sebagai ayah, tetapi melihat dirinya lebih sebagai paman. “Sangat keren membantu orang-orang ini,” ujarnya, yang dilansir Selasa (2/3/2021). "Saya bisa bepergian ke tempat-tempat menarik. Kadang-kadang, rasanya seperti petualangan," ujarnya seperti dilansir Sindonews.
Baca Juga: Jembatan Runtuh Di Brasil, Asam Sulfat Tumpah Ke Sungai Picu Krisis Ekologis
Gordy mengatakan bahwa permintaan untuk jasanya telah meningkat selama pandemi virus corona. Bulan lalu dilaporkan bahwa pandemi telah memengaruhi kehidupan seks orang Inggris di seluruh negeri.
Dalam sebuah survei baru-baru ini, sekitar 40 persen orang Inggris mengatakan bahwa hubungan seks lebih sedikit dan aturan seputar jarak sosial membuat sulit untuk berkencan dan membentuk hubungan baru.
Gordy sebelumnya mengatakan bahwa dia akan memiliki sekitar 100 permintaan donir dalam sebulan karena banyak yang menghubunginya melalui halaman Facebook-nya.
Dia mengatakan bahwa 90 persen kliennya memilih inseminasi buatan, tetapi sisanya mereka akan berhubungan seks.
Biasanya, kata dia, para wanita memilih bagaimana mereka ingin menjalani prosedur tersebut.
Dia menambahkan bahwa dia diuji untuk penyakit menular seksual dua hingga tiga kali setahun. “Saya seperti; 'Mari kita selesaikan'. Saya mendapatkan perjalanan gratis ke Inggris, Anda mendapatkan bayi—win win untuk semua orang.”