Disebut-sebut Sebabkan Pembekuan Darah, Indonesia Akhirnya Tunda Penyuntikan Vaksin Astrazeneca
"Astrazeneca datang biasanya ada enam bulan sampai satu tahun sebelumnya. Kita baru tahu ini expired date akhir Mei. Padahal, dia suntikannya bedanya 9-12 pekan dan sampai sekarang juga masih menunggu rilis dari BPOM," ujarnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes memutuskan menunda distribusi vaksin Astrazeneca sehubungan adanya isu efek samping dan penangguhan di beberapa negara Eropa. "Kami menunda untuk mendistribusikannya karena menunggu informasi lebih lanjut dari BPOM," kata Nadia seperti dilansir Republika, Senin (15/3).
Dia menambahkan, Kemenkes juga menanti kajian data dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Itagi) sebelum akhirnya membagikan vaksin tersebut. Tenggat waktu penundaan distribusi bergantung pada BPOM. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, BPOM masih melakukan komunikasi dengan WHO untuk memastikan keamanan vaksin yang didapatkan dari skema Covax tersebut.
"Untuk kehati-hatian, kami masih dalam proses berkomunikasi dengan WHO, SAGE, yaitu Strategic Group of Expert on Immunization dan masih dalam proses," kata Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (15/3).
Penny menyebut, hasil komunikasi tersebut nantinya akan dibahas lebih lanjut oleh tim lintas sektor, terutama Kemenkes, untuk kemudian dilakukan pengambilan keputusan penggunaan vaksin Astrazeneca dalam vaksinasi nasional. "Harapannya tidak terlalu lama," kata dia.
Selain itu, Penny juga mengomentari terkait penangguhan vaksin Astrazeneca oleh sejumlah negara. Ia mengatakan, nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaannya di beberapa negara Uni Eropa tidak termasuk pada nomor batch yang masuk ke Indonesia yang masuk lewat jalur multilateral. Penny memastikan, BPOM melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait vaksin Astrazeneca.