Tolong, Tetap Di Rumah: Indonesia Beralih ke Telemedicine Karena Masuk Daftar 3 Negara Dengan Kasus Tertinggi di Dunia
RIAU24.COM - Pemerintah telah memutuskan untuk menyediakan layanan telemedicine gratis untuk memantau pasien Covid-19 yang mengisolasi diri di rumah untuk meringankan beban di rumah sakit yang kelebihan beban di seluruh negeri. Sebelas platform telemedicine swasta, termasuk Alodokter, GetWell, Good Doctor, GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Doctor, ProSehat, SehatQ, dan YesDok, akan menyediakan layanan konsultasi dokter dan layanan pengiriman obat, semuanya dibayar oleh Kementerian Kesehatan.
“Semua layanan ini diberikan oleh teman-teman kita di start-up telemedicine dan Kementerian Kesehatan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin.
Pasien Covid-19 dengan tingkat saturasi oksigen di atas 95 persen, tidak sesak napas, dan tidak ada penyakit penyerta, merupakan penerima layanan telemedicine yang ideal. Oleh karena itu, mereka tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk berobat ke dokter dan berobat, apalagi ditambah fasilitas yang kelebihan beban.
Indonesia melaporkan lebih dari 27.000 kasus baru pada hari Minggu, tertinggi di dunia setelah India dan Brasil, menurut data yang dikumpulkan oleh situs statistik Worldometer. Negara terpadat di Asia Tenggara itu juga mengalami 555 orang meninggal karena penyakit itu, membuat rekor kematian harian baru.
Angka reproduksi (kanan) negara Asia Tenggara itu juga tetap di atas 1, mencerminkan jumlah kasus akan terus meningkat, berbeda dengan Brasil hingga India yang mengalami penurunan jumlah kasus baru. R adalah parameter epidemiologi yang menunjukkan berapa banyak orang yang akan terinfeksi oleh pasien infeksius.
Data Covid-19 Kasus Baru, Kematian dan Tingkat Reproduksi pada Minggu
Negara Kasus baru Kematian baru R
India 40.387 743 0.78
Brasil 27.783 776 0.89
Kolombia 26.265 582 0.97
Rusia 25.142 663 1.19
Inggris 24.248 15 1.50
Afrika Selatan 16.585 333 1.30
Iran 13.781 165 1,17
Argentina 9.000 310 0,94
Bangladesh 8.661 153 1,39
Hari ini, Indonesia menangani 295.228 kasus aktif Covid-19, lebih banyak dari waktu mana pun sejak pandemi dimulai. Jumlah kasus aktif meningkat dua kali lipat dari dua minggu lalu, sehingga lebih banyak pasien dirawat di rumah sakit.
Banyak rumah sakit di Jakarta dan Jawa Barat melaporkan bahwa mereka kelebihan pasien, yang seringkali harus menunggu berjam-jam di tenda darurat untuk mendapatkan perawatan. Menurut data yang dikumpulkan Globe dari laporan real-time hunian tempat tidur rumah sakit Kementerian Kesehatan, rumah sakit Covid-19 Jakarta hanya memiliki 10 persen tempat tidur yang tersedia. Situasi lebih buruk terjadi di provinsi tetangga Banten dan Jawa Barat, yang melaporkan rasio hunian tempat tidur masing-masing sebesar 93 persen dan 92 persen.
Rumah sakit juga melaporkan pasokan oksigen mereka cepat habis, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk merawatnya. Media lokal memberitakan bahwa dr. Rumah Sakit Sardjito, salah satu rumah sakit terbesar di Yogyakarta, kehabisan oksigen pada satu waktu selama akhir pekan, menyebabkan kematian sedikitnya 33 pasien yang dirawat di sana.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah meminta masyarakat Indonesia untuk tetap di rumah selama periode pembatasan aktivitas sosial yang ketat untuk mengekang penyebaran penyakit Covid-19 dan meringankan beban tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan sistem kesehatan negara yang runtuh.
"Tidak ada tempat yang lebih baik saat ini selain di rumah dan jauh dari keramaian. Selain melindungi keluarga dan lingkungan, juga membantu tenaga kesehatan yang sedang berjuang menghadapi pasien Covid-19," kata Presiden dalam akun Twitter resminya.
"Dengan bersatu, kita akan melalui masa sulit ini bersama-sama,” kata Jokowi.
Menteri Budi mengatakan pemerintah terus meningkatkan kapasitas untuk menangani pasien Covid-19 dengan mengubah lebih banyak rumah sakit menjadi rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19. Kementerian juga akan mendatangkan tenaga kesehatan dari daerah yang masih rendah penularan Covid-19, seperti Sumatera dan Kalimantan, untuk merawat pasien di daerah episentrum di Jawa.
"Jadi jangan khawatir, kami akan terus menambah kapasitas," kata Budi.