Menu

Soroti Ruwetnya Birokrasi di BUMN, Begini Tanggapan Jokowi

Fitrianto 25 Nov 2021, 14:33
Pinterest
Pinterest

RIAU24.COM -  Sosial media sekarang merupakan hal yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Karena dapat memudahkan aktivitas manusia, baik dalam pekerjaan, sekolah, dan bisa di gunakan untuk hal lain yang berguna

Sosial media saat ini juga telah banyak tersaji yang bisa di akses, dan sosial media juga bisa di jadikan wadah untuk bisa menyalurkan inspirasi dalam membuat sebuah karya dalam bentuk digital. Dalam menggunakan sosmed harus benar benar pandai.

Dalam menggunakan sosial media kitab bisa dikenal banyak orang, baik itu dari hal yang positif maupun hal negative yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak. Banyak ragam sosial media untuk kita berkreasi sepetii Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook dan masih banyak lagi

Di sosial media juga bisa berbagi kisah dari yang mengharukan, mengenaskan, sebuah tragedi. Sosial media juga wadah juga tempat segala informasi terbaru atau terupdate.

Seperti yang beredar di sosial media Instagram dimana ada sebuah kejadian mengenai Jokowi yang memberikan tanggapan mengenai ruwetnya birokrasi di BUMN 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti ruwetnya birokrasi di Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara yang menghambat masuknya investasi. Menurut dia, selama ini investasi yang ingin masuk ke Pertamina dan PLN sangat banyak, namun perkara birokrasi itu menjadi persoalan.

"Saya melihat sebetulnya investasi yang ingin masuk ke Pertamina, ke PLN, ini ngantre dan banyak sekali. Tapi ruwetnya, ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan juga ada di BUMN kita sendiri," ujar Jokowi dalam video yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 20 November 2021

Jokowi pun geram lantaran ruwetnya birokrasi itu membuat hal seharusnya mudah menjadi sulit. Sehingga realisasi investasi pun menjadi mandek. Karena itu, ia mengatakan persoalan itu perlu diperbaiki dengan profesionalisme.

"Saya ini orang lapangan, saya ini kadang-kadang pengin marah untuk sesuatu yang saya tahu, tapi kok sulit banget dilakukan. Sesuatu yang gampang, tapi kok sulit dilakukan, kok enggak jalan-jalan," kata dia.

Selain itu, Jokowi mengatakan komisaris dan direksi Pertamina maupun PLN harus menghitung konsekuensi dari setiap penugasan terhadap perusahaan. Perhitungan tersebut harus disampaikan secara transparan dan terbuka dengan kalkulasi dan angka-angka.

"Tapi yang logis, karena penugasan terus wah miikirnya nggak dicek, enggak dikontrol. Ya itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan, harganya kemahalan, harganya sulit untuk disekuritisasi," tutur Jokowi.

zxc3

Dengan demikian, ia meminta PLN dan Pertamina harus menjaga tata kelola dari setiap penugasan yang ada. Hangan sampai tata kelola perusahaan dan pengadaannya tidak benar.

"Ini yang harus dihindari dengan yang namanya penugasan itu. Itu kelemahan BUMN itu kalau sudah ada penugasan itu menjadi tidak profesional, ada di situ, titik lemahnya ada di situ. Sehingga profesionalismenya menjadi hilang," ujar Jokowi.

Postingan di sosial media Instgram yang menjelaskan mengnenai tanggapan Jokowi terkai ruwetnya birokrasi di BUMN ini dibagikan melalui akun sosial media Instagram milik @hariankopas (24/11/2021). Setidaknya postingan tersebut telah mendapatkan sebanyak kurang lebih Seribu tanda suka

@Dwiesigitheri :” Setuju pak jokowi marahi tuh presiden kerja ngga becus....???? “

@ora.yakin.5439 :” Pertanyaan saya bapak Jokowi tanya k siapa ya....bukanya presiden nya beliau....kok marah" kok bawa teks klau memang tegas langsung datangi semua itu pecat semua n ganti yg baru....kn cumn omdong doang???????????????? “

@amanahtehniktftt :” Kemaren2 kemana aja pak kok baru sekarang pengin marahnya???? “

zxc4

@novidsnovids :” Wah.. Bpk ini baru sadar kalau birokrasi di negri yg dipimpinnya berbelit belit, kemana aja pak udh mimpin 10thn baru sadar jelang akhir jabatannya..rakyat kyk kita mah udh biasa ngalamin???????? “

@subt1l3 :” PLN tuh..hutang banyak. Tp fasilitas pegawai wah. Proyeknya harus benar2 di kontrol. Kalau ga mau seperti garuda. “