Wanita itu meninggal di usia akhir 20-an atau awal 30-an, dan dengan tinggi 4 kaki, 11 inci (150 sentimeter). 

Jenazah wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, cedera atau penyakit, meskipun ada kemungkinan dia meninggal karena penyakit yang tidak meninggalkan bekas pada jenazahnya.

Ketika Oscar Nilsson, seniman forensik di Swedia menerima komisi untuk merekonstruksi tubuh dan wajah wanita itu dua tahun lalu, dia memindai tengkoraknya dan membuat salinannya dengan printer 3D.

Nilsson harus memperhitungkan jenis kelamin, usia, berat badan dan etnis individu kuno, faktor yang dapat mempengaruhi ketebalan jaringan wajah dan penampilan umum seseorang. 

Tetapi karena DNA wanita itu terlalu terdegradasi, dia tidak yakin dengan latar belakang genetik, rambut, atau warna matanya.