Mualaf Sejak SMP, Immanuel Tegar Berhasil Boyong Keluarganya Masuk Islam Meski Penuh Rintangan
RIAU24.COM - Seorang pria bernama Immanuel Tegar Wibowo, menjadi mualaf dan memeluk Islam sejak masih duduk di kelas 2 SMP. Ketertarikannya pada Muslim berawal dari lingkungannya yang mayoritas beragama Islam, bahkan dia tinggal di dekat masjid.
Ketika bulan Ramadhan tiba, dia kerap nongkrong dengan teman-temannya yang Muslim. Saat teman-temannya pergi ke masjid untuk salat Tarawih, dia hanya seorang diri menunggu teman-temannya pulang salat.
Dari situlah, Tegar mulai bertanya pada teman-temanya tentang Islam. Merasa tertarik, ia yang sebelumnya beragama Kristen Katolik, meminta izin pada ibunya untuk masuk Islam.
Singkat cerita, sang ibu akhirnya mengizinkan Tegar memeluk Islam, bahkan memberikan dukungan penuh, meski dirinya beragama lain. Sang ibu, bahkan meminta Tegar agar masuk pesantren agar bisa menjadi ustaz.
Setelah masuk pondok pesantren, setahun sekali Tegar pulang ke rumah. Di saat itulah, dia mulai bercerita pada sang ibu tentang Islam dan mengajaknya untuk ikut jadi mualaf.
Sang ibu tidak langsung tertarik, dia merasa keberatan jika harus melaksanakan salat 5 waktu, terlebih dirinya punya masalah sakit di kaki. Namun, Tegar tidak menyerah begitu saja.
Meski pada tahun-tahun pertama menolak, namun pada akhirnya ibu tegar mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang mualaf.
Pada saat Tegar berada di pesantren, sang ibu menelepon dan mengatakan dia mau masuk Islam.
"Gar Mama mau masuk Islam," ujar sang mama pada Tegar dilansir dari kanal Youtube Viral Muallaf, Senin (18/4).
Tegar tidak langsung senang mendengar perkataan ibunya, dia mempertanyakan alasan mengapa sang ibu berubah pikiran, mengingat perjuangannya yang begitu alot untuk membujuk sang ibu.
"Kok mama mau masuk Islam, kenapa? Tapi bener-bener ya mama, nanti gak salat. Katanya males salat, dulu males masuk Islam karena males salat," kata Tegar masih meragukan.
"Gak lah pasti salat," jawab sang mama mantap.
Keesokan paginya ketika Tegar bangun tidur, ibunya mengirimkan tiga video.
"Yang pertama dikirim video adik saya Syahadat. Di situ dua adik kecil saya. Saya sedih ngeliat anak kecil gitu kan Syahadat. Terus dikirim lagi video ketiga pas mama Syahadat. Di situ saya seneng," tuturnya.
Hal ini tak lepas dari doa-doa Tegar setiap malam yang meminta agar sang ibu diberi hidayah. Akhirnya doa Tegar tak sia-sia.