Pria yang Tak Suka Gibah Itu Bernama M. Athar
RIAU24.COM - Tak banyak yang mengetahui sosok Muhammad Athar alias Muhammad Hatta sebelum beranjak remaja.
Riwayat tersebut dibeberkan langsung oleh salah seorang tour guide rumah kecil Bung Hatta, di Bukittinggi Susi Susetiowati dikutip dari okezone.com.
Bung Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 anak dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha.
Di Bukitinggi, Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Muhammad Djamil, meninggal ketika Bung Hatta berusia delapan bulan.
Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan, di mana Bung Hatta adalah anak laki-laki satu-satunya.
"Ayah tirinya, Haji Ning sangat sayang kepadanya. Bahkan awalnya ia tak tahu ayahnya adalah ayah tiri sampai ketika usianya 5 tahun," ujarnya.
Sementara Ayah kandung Bung Hatta meninggal pada usia 30 tahun.
"Jadi ayahnya itu punya istri 3, salah satunya adalah ibunya Bung Hatta. Pada saat Bung Hatta berusia delapan bulan, ayahnya meninggal di usia 30 tahun. Jadi ia dibesarkan oleh ibu dan mamaknya atau yang berarti pamannya," sebutnya.
Bung Hatta berada di rumah kelahirannya hanya selama 11 tahun. Walaupun relatif singkat berada di rumah kelahirannya di Bukittinggi, tetapi suasana dari kehidupan di rumah ini memberikan kenangan yang mendalam serta berperan besar dalam pembentukan karakternya.
Bung Hatta dikenal dengan sosok yang sederhana, disiplin, penuh dengan kasih sayang, tidak banyak bicara, dan senang sekali membaca buku.
Teman-temannya bahkan menilai beliau dengan sosok yang dingin, kaku, lebih suka membaca buku, daripada menghabiskan waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting. Beliau ini benar-benar pekerja keras, dan disiplin sekali seperti kakeknya.
Sejak kecil, Bung Hatta juga dididik dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran Islam.
Pada tahun 1913, Bung Hatta pindah ke Padang untuk melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), yang kini dikenal dengan SMP 1 Padang.
Bung Hatta juga menimba pendidikan di Prins Hendrik School (PHS) di Batavia dan melanjutkan pendidikan di Handels Hooge School atau sekolah dagang di Rotterdam, Belanda dari tahun 1921-1932.